Biar Tak Diabetes, Kelompok Orang Seperti Ini Harus Rajin Cek Gula Darah

Rutin mengecek gula darah merupakan salah satu cara mencegah diabetes

oleh Fitri Syarifah diperbarui 11 Nov 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2019, 16:00 WIB
Diabetes, Gula Darah Tinggi atau DIabetes Melitus tipe 2
Dalam diskusi Pentingnya Penanganan Diabetes para pakar membicarakan langkah-langkah yang harus diambil agar kita lebih waspada terhadap diabetes, sebelum terkena penyakit penyertanya seperti jantung dan stroke. (Fitri Syarifah/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemeriksaan gula darah perlu rajin dilakukan oleh beberapa orang, yang termasuk dalam kelompok rentan atau kelompok yang berisiko tinggi mengidap diabetes.

"Cek gula darah sangat diperlukan bagi orang-orang yang berisiko tinggi, yakni orang yang hipertensi (tekanan darah tinggi) dan obesitas," kata dokter spesialis penyakit dalam Agung Pranoto dalam diskusi Pentingnya Penanganan Diabetes di Gedung IMERI Fakultas Kedokteran - Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta, Senin (11/11/2019).

"Kalau ada anggota keluarga yang sakit diabetes, anggota keluarga lain juga perlu pemeriksaan gula darah. Karena risiko diabetes bisa menurun (genetik)," Pranoto melanjutkan.

Pranoto menekankan bahwa orang yang mengalami obesitas, terlebih lagi sudah 10 tahun tidak turun juga berat badan. Pemeriksaan kadar gula darah sangat dibutuhkan. Ada kemungkinan risiko diabetes pada orang yang obesitas.

Jika punya alat cek gula darah sendiri, lanjutnya, Anda bisa cek gula darah sebelum dan setelah makan juga sebelum tidur.

 


Diabetes Kadang Tidak Ada Gejala

Diabetes (Foto: iStockphoto)
Tidak semua diabetesi memiliki badan gemuk. Di beberapa negara seperti India, orang dengan diabetes ternyata banyak yang kurus. (Foto: iStockphoto)

Diabetes termasuk penyakit yang kadang tidak dirasakan gejalanya. Secara umum gejala diabetes, di antaranya sering haus dan buang air kecil serta berat badan mendadak turun tanpa sebab.

"Kadang pasien tidak merasakan gejala. Kita baru tahu dia diabetes itu, misalnya, tiba-tiba masuk UGD karena stroke dan serangan jantung," kata Pranoto yang juga Ketua Umum PB Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA).

"Tahu-tahu pas dicek gula darahnya ternyata 600 mg/dL. Dan pasien ngakunya enggak pernah punya riwayat diabetes. Padahal, gula darahnya tinggi," dia menambahkan

Walaupun tidak ada gejala diabetes, saran Pranoto, tetap rajin cek gula darah. Beberapa orang mungkin takut melakukannya, tapi hal itu tidak masalah dilakukan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya