Liputan6.com, Jakarta Seorang pria 32 tahun--yang identitasnya disembunyikan-- dua kali dilarikan ke unit gawat darurat karena mengalami ereksi terus-menerus yang menyakitkan. Para dokter percaya, kondisi tersebut diduga karena penggunaan ganja.
Pria tersebut pertama kali dilarikan ke rumah sakit karena ereksinya bertahan hingga 12 jam. Tim medis rumah sakit lalu menangani masalah tersebut. Dua minggu kemudian, pria tersebut kembali dilarikan ke rumah sakit karena penisnya tegang selama enam jam.
Baca Juga
Studi mengenai kasus yang dialami pria tersebut dimuat dalam Journal of Cannabis Research dan dipublikasikan pada awal Februari 2020.
Advertisement
Hasil diagnosis menunjukkan pria tersebut mengalami priapism atau kondisi ereksi yang bertahan lebih dari empat jam dan tidak terkait dengan aktivitas seksual. Tim dari Coliseum Medical Centers yang menangani kasus itu mengatakan, pria itu mengaku teler beberapa malam dalam seminggu selama enam bulan sebelumnya. Ia juga mengalami ereksi selama dua jam, melansir laman New York Post.
Pria asal Georgia itu juga mengaku mengalami ereksi pada kesempatan lain, termasuk ketika dia mulai merokok ganja saat remaja. Namun, menurutnya, ereksi itu mereda dengan sendirinya setelah hampir empat jam.
"Dia berhenti menggunakan kanabis di usia 20-an, dan selama periode itu tak pernah mengalami priapism," ujar tim penulis studi, berspekulasi bahwa masalah yang dialami pria tersebut diduga akibat penggunaan kanabis.
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Urolog Menyangsikan Penyebabnya
Meski begitu, urolog Dr Jamin Brahmbhatt menyangsikan studi tersebut. "Semua yang ditulis dalam studi ini adalah hipotesis hingga divalidasi oleh riset," ucapnya pada laman Insider.
"Marijuana adalah vasolidator jadi itu bisa mengarah pada pelebaran berlebih pada jaringan penis. Seringkali ganja tercemari oleh zat kimia atau obat-obatan lain, jadi bisa saja zat-zat aditif itu yang menjadi penyebabnya," jelas Brahmbhatt.
Brahmbhatt mengatakan, priapism adalah masalah serius. Menurutnya, bila ereksi bertahan hingga lebih dari empat jam, penis bisa kehilangan oksigen dan nutrisi penting. "Hal itu bisa mengarah pada nyeri, pembengkakan, kesulitan ereksi di masa depan, dan kehilangan penis," tutupnya.
Advertisement