Liputan6.com, Jakarta Peneliti di China menemukan bahwa 2 jenis virus corona baru yang menyebabkan infeksi di seluruh dunia.
Dalam studi pendahuluan yang diterbitkan Selasa (3/3/2020), para ilmuwan di School of Life Sciences dan Institut Pasteur Shanghai Universitas Peking menemukan bahwa jenis yang lebih agresif dari coronavirus baru menyumbang sekitar 70% dari jenis yang dianalisis, sementara 30% dikaitkan dengan tipe yang kurang agresif.
Baca Juga
Jenis virus agresif ini awalnya terlihat lazim saat wabah merebak di Wuhan. Namun frekuensinya menurun sejak awal Januari 2020.
Advertisement
Adapun variasi lonjakan baru yang menyebar di seluruh belahan dunia, kemungkinan disebabkan oleh mutasi dan seleksi alam selain rekombinasi, ujar peneliti.
"Temuan ini sangat mendukung untuk menyegerakan kebutuhan mendesak, studi komprehensif yang menggabungkan data genomik, data epidemiologis, dan grafik catatan gejala klinis pasien dengan penyakit COVID-19." ujar peneliti, mengutip dari CNBC.
Namun, perlu diketahui bahwa data yang diperiksa dalam penelitian ini masih 'sangat terbatas', artinya masih diperlukan pemahaman lebih lanjut terkait evolusi dan epidemiologi COVID-19.
Temuan ini diterbitkan dalam jurnal National Science Review dari Chinese Academy of Sciences.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Batasan perjalanan
Studi ini muncul tak lama setelah WHO mengonfirmasi bahwa virus ini telah menyebabkan kematian sebanyak 3.100 kematian.
Sebagian besarnya merupakan kasus di Tiongkok, sedangkan sejumlah kasus lainnya berasal dari luar Tiongkok.
Korea Selatan, Italia, Iran, dan Jerman teratat kenaikan tajam dalam beberapa hari terakhir. Hingga banyak negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan pada daerah-daerah terdampak COVID-19.
Saat ini, wabah telah menyebar ke lebih dari 70 negara, sementara WHO telah memperingatkan bahwa COVID-19 akan segera mencapai sebagian besar negara di seluruh dunia.
Advertisement