Menkes Bawa 30 Dokter dan Perawat untuk Atasi DBD di NTT

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang melanda kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kian mengganas

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mar 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2020, 13:00 WIB
Menteri Kesehatan Terawan
Menteri Kesehatan Terawan dalam kunjungan ke Sikka, NTT (Foto: Dionisius Wilibardus/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sikka Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang melanda kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kian mengganas membuat menteri kesehatan (menkes) pun akhirnya berkunjung ke kota Maumere, kabupaten Sikka.

Kedatangan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto saat dalam kunjungan kerja di Kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur Senin ( 9/3/2020) sekaligus membawah tim medis gabung dari TNI yakni 30 dokter dan 6 perawat untuk ditempatkan di Kabupaten Sikka demi membantu menangani dan mencegah virus DBD yang telah ditetapkan 4 kali Kejadian Luar Biasa ( KLB).

"Saat ini kasus DBD di NTT dan terkena dampak kematian paling besar hanya di Kabupaten Sikka, saya yakin hampir semua ruangan yang ada di RSUD TC Hiller saat ini jumlah pasien yang paling banyak hanya DBD," ungkapnya.

Yang paling penting saat ini kita harus tetap semangat dan juga para medis dan dokter harus tetap jaga kesehatan masing-masing, sehingga dalam waktu jangka panjang ini para tena kesehatan juga bisa merawat pasien dengan baik.

Menkes juga menyerahkan bantuan berupa 1 buah mesin Fogging, 75 Raket electric, 30 liter Insectisida, 100 test RDT Combo DBD semua nya diserakan secara simbolis kepada Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo.

Kepada awak media Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyampaikan akan terus mendorong terus proses pengobatan, proses logistik dan proses promotif dan preventifnya.

"Kalau kasus DBD ini tidak dicegah pasti percuma. Pencegahan akan dibantu oleh tim medis dan Dokter sehingga angka kejadiannya menurun," ungkapnya.

Kalau angka kejadianya bisa menurun otomatis angka sehingga kejadian yang menjadi fatal dan grade nya bisa diatasi.

"Saat ini kami akan terus menerima pengajuan dari pemerintah Kabupaten Sikka dari apa yang dibutuhkan sehingga bisa di kombinasi dengan apa yang di bawah dari jakarta," ujarnya.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Laboratorium pemeriksaan sampel darah masih kurang

Kena DBD, Haruskah Dirawat Inap?
Kena DBD, Haruskah Dirawat Inap?

Menkes menuturkan, kalau untuk kebutuhan laboratorium pemeriksaan darah yang masih kurang akan ditambah lagi dan dirincikan oleh pemerintah Kabupaten Sikka untuk bisa ditambah lagi.

"Saat ini yang kita bawa itu hanya kebutuhan yang diperlukan saat ini untuk mengatasi kasus DBD, sehingga hal yang tidak perlu tidak dibawa supaya tidak terjadi pendobelan atau kesalahan saat membawa apa yang sangat dibutuhkan saat ini, sehingga yang dibutuhkan oleh pemerintah saat ini yang kita dorong untuk bisa di bawah kesini," pungkasnya.

Direktur Penyakit Menular Vektor dan Zonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia menyebutkan Kemenkes menyerahkan bantuan lain berupa 1500 cairan, 1000 jarum infus, 1 buah mesin fogging, 3000 kilogram insektisida, dan 2000 RDT untuk pemeriksaan. Bantuan secara simbolis diserahkan langsung Menkes kepada Bupati Sikka.

Hingga siang tadi, kasus DBD sudah meningkat lagi menjadi 1195 kasus. Di antaranya ada 150 pasien yang sedang dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan (Dionisius Wilibardus)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya