Liputan6.com, Jakarta Fungsi mencuci tangan tidak hanya untuk mencegah tertular virus corona (COVID-19) saja, namun sebaiknya sudah merupakan kebiasaan untuk mencegah penyakit lainnya.
Meski terkesan sederhana, namun ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan seseorang saat mencuci tangan yang sebaiknya segera diperbaiki. Berikut ulasannya, seperti dikutip Reader's Digest.
Baca Juga
1. Tidak Cukup Lama
Advertisement
Studi terbaru dari Michigan State University menemukan 95% orang tidak mencuci tangan cukup lama untuk membunuh kuman secara efektif, seharusnya minimal selama 20-30 detik dengan menggosok pakai sabun dan bilas dengan air.
Anda bisa memberitahu anak-anak dan dewasa untuk menyanyikan lagu "Happy Birthday" 2 kali, ujar Roshini Raj, MD, dokter tamu di NYU Medical Center. Rata-rata orang mencuci tangan hanya 6 detik, menurut temuan MSU. Selain itu, 15% pria dan 7% wanita bahkan tidak mencuci tangan mereka setelah menggunakan toilet.
2. Tidak Menggosok sudut dan celah
Biasanya orang hanya mencuci telapak tangannya lalu dibilas. Sayangnya, "kuman senang bersembunyi di bawah kuku dan sela-sela jari makanya gosok juga bagian-bagian ini setiap Anda mencuci tangan," ujar Dr.Raj.
3. Tidak Kering
"Kuman senang berkembang biak di tempat yang lembab," ujar Dr.Raj. Maka dari itu, jangan tinggalkan wastafel sebelum tangan benar-benar kering.
Jika Anda memiliki pilihan blower dan tisu maka pilihlah tisu. Studi yang dirilis di jurnal Mayo Clinic Proceedings tahun 2012, para peneliti menganalisis semua cara mencuci tangan sejak tahun 1970. Tisu paling baik dalam mengeringkan tangan dengan baik tanpa memercikkan kuman saat mengeringkan tangan setelah mencuci tangan.
Kecuali jika Anda hanya memiliki pilihan blower, tunggu dengan sabar hingga udara blower benar-benar mengeringkan tangan Anda.
4. Mencuci Tangan Hanya Setelah Memakai Toilet
Kesalnya, kuman dan bakteri ada di mana-mana, termasuk permukaan tombol elevator, pegangan tangga, ATM, atau bahkan pintu toilet.
Maka dari itu Anda sebaiknya mencuci tangan cukup sering, terutama saat musim pilek dan flu, saran Dr.Raj. Jika Anda tidak ada waktu mencuci tangan, bawa hand sanitizer kemanapun dan kapanpun Anda pergi. Menurut CDC, hand sanitizer yang mengandung minimal 60% alkohol ampuh membunuh berbagai jenis kuman.
5. Menggunakan Air Panas
Studi terbaru di Vanderbilt University, Tennessee, menemukan bahwa air dingin juga mampu mengurangi jumlah kuman sebagaimana air panas, asalkan benar-benar digosok pakai sabun, dibilas dan dikeringkan dengan benar.
Adapun suhu terbaik untuk mmembunuh kuman yaitu 212 derajat fahrenheit (100 derajat celcius). Terbayang akan semelepuh apa tangan jika diguyur dengan suhu ini? Jangan sakiti diri Anda hanya untuk hasil yang belum tentu efektif.
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini:
6. Tidak Pakai Sabun, Tapi Pakai Sanitizer
Sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% memang efektif dalam membunuh berbagai kuman penyebab penyakit. Namun sabun dan air juga sahabat terbaik dalam memerangi inflamasi pengancam nyawa.
7. Menyentuh Permukaan Setelah Baru Saja Mencuci Tangan
Sebagaimana poin keempat, kuman ada di semua permukaan. Menurut studi NSF International tahun 2011, organisasi kesehatan dan keselamatan publik, sembilan persen dari keran kamar mandi yang diambil sampelnya di rumah teruji positif memiliki bakteri coliform. Selain itu, 27% keran kamar mandi memiliki 5% staphilococcus.
Itu karena permukaan yang lembab adalah tempat berkembang biaknya kuman. Maka dari itu, matikan keran dengan menggunakan tisu.
8. Tidak Mambasahi Sabun Batangan Sebelum Digunakan
Sebuah studi mengatakan organisme patogen dapat bersembunyi di sabun batangan setelah digunakan, menurut CDC. Ilmuwan mengatakan memang tidak ada bukti bakteri tersebut akan menempel di tangan saat digunakan, namun ada langkah yang lebih baik untuk mencegahnya.
"Basahi sabun batang sebelum diaplikasikan ke tangan untuk membuang bakteri yang menempel. Dan selalu letakkan sabun di tempat yang membuatnya kering setelah digunakan. Sehingga tidak ada lingkungan lembab untuk kuman berkembang biak." ujar Elaine L. Larson, PhD, dekan senior beasiswa dan penelitian dan profesor epidemiologi dan penelitian keperawatan di Sekolah Keperawatan Universitas Columbia, menjelaskan kepada Huffington Post.
9. Menggunakan Sabun AntiBakteri Dibandingkan Sabun Biasa
Sayangnya, hanya ada sedikit bukti penelitian yang menyatakan bahwa sabun antibakteri benar-benar efektif mencegah penyakit dan penyebaran infeksi daripada sabun biasa, menurut U.S. Food and Drug Administration (FDA). Jadi, untuk saat ini, sabun apapun yang Anda gunakan memiliki manfaat yang sama dalam mencegah kuman masuk ke dalam tubuh.
Advertisement