Peneliti Umumkan Kemajuan Senyawa Anti-Virus Berpotensi Lawan COVID-19

Peneliti dari Perusahaan kesehatan Pfizer Inc. umumkan kemajuan senyawa anti-virus yang menunjukkan potensi perlawanan terhadap SARS-CoV-2 di tahap skrining praklinis.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Apr 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 10:00 WIB
Kolaborasi PERKI dan Pfizer bagi Kesehatan Jantung Masyarakat
Kolaborasi PERKI dan Pfizer bagi Kesehatan Jantung Masyarakat

Liputan6.com, Jakarta Peneliti  dari Perusahaan kesehatan Pfizer Inc. umumkan  kemajuan senyawa anti-virus yang menunjukkan potensi perlawanan terhadap SARS-CoV-2 di tahap skrining praklinis. Senyawa antivirus dikembangkan guna melawan COVID-19.

Temuan ini berupa vaksin untuk mencegah infeksi serta mengevaluasi terapi lain yang berpotensi membantu pasien terinfeksi untuk melawan virus tersebut.

“Kami mengembangkan pendekatan baru yang berpotensi mencegah dan mengobati COVID-19. Para peneliti dan ilmuwan kami juga telah mengeksplorasi potensi obat-obatan yang sudah ada dalam portofolio Pfizer untuk membantu pasien yang terinfeksi di seluruh dunia,”  kata Dr. Albert Bourla, Chairman dan CEO Pfizer dalam keterangan pers.

Skrining Senyawa Anti-Virus Pfizer memastikan adanya penemuan senyawa dan analog yang potensial penghambat SARS-CoV-2 3C-like (3CL) protease berdasarkan hasil skrining awal.

Data awal tersebut menemukan bahwa agen penghambat protease menunjukkan adanya aktivitas anti-virus terhadap SARS-CoV-2. Peneliti akan melakukan studi konfirmasi pra-klinis, termasuk menganalisa sifat antivirus tersebut serta menilai kesesuaian senyawa itu secara klinis untuk diberikan Intra Vena.

Penelitian ini melibatkan dua perusahaan global yaitu Pfizer dan BionTech. Kedua perusahaan berencana untuk melakukan uji klinis bersama terhadap kandidat vaksin COVID-19.

Simak Video Berikut Ini:

Kolaborasi Dua Perusahaan

Penelitian ini melibatkan dua perusahaan global yaitu Pfizer dan BionTech. Kedua perusahaan berencana untuk melakukan uji klinis bersama terhadap kandidat vaksin COVID-19.

Dua studi juga dikaji untuk membantu penelitian. Keduanya adalah Studi SAFER (SARS-CoV-2 Acquisition in Frontline Health Care Workers – Evaluation to Inform Response) dan studi FASTER (Facilitating A SARS CoV-2 Test for rapid triage).

Studi ini akan membantu menunjukkan apakah pasien yang terinfeksi COVID-19 memiliki risiko yang tinggi terhadap munculnya pneumonia akibat pneumokokus. Serta, apakah jika pasien memiliki kedua infeksi tersebut maka akan menyebabkan penyakit tersebut lebih parah.

Studi SAFER akan melibatkan 100 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Royal Liverpool dan akan meneliti adanya hubungan antara SARS-CoV-2 dan kolonisasi pneumokokus.

Sedang, studi FASTER akan merekrut 400 pasien dari bangsal penyakit infeksi di Rumah Sakit Royal Liverpool yang dicurigai terinfeksi virus Corona. “Saat ini penelitian telah dimulai, dan data diharapkan terkumpul dalam beberapa bulan ke depan.”

“Meskipun pekerjaan ini dapat menghabiskan waktu bertahun-tahun, kami berupaya semaksimal mungkin menemukan peluang untuk menghemat waktu dan memilih bekerja secara paralel daripada secara linier," jelas Mikael Dolsten, Chief Scientific Officer and President, Worldwide Research, Development & Medical, Pfizer.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya