Liputan6.com, Jakarta - Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman yang bernama mycrobacterium tuberculosis ini bernama Tuberkulosis atau dikenal TB atau TBC. Sebagian orang mengira TB hanya menyerang organ paru, padahal tuberkulosis bisa menjangkit ke seluruh organ tubuh, seperti tulang, usus, kelenjar, selaput otak, dan lain-lain. Namun, yang terbanyak di paru.
Menurut dokter bagian Pulmonologi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Arto Yuwono, penularan TB dimulai dari kuman yang berasal dari orang yang sakit TB dan terisap oleh orang lain. Satu orang penderita TB bisa menularkan kepada 10-15 orang setiap tahunnya.
Baca Juga
“Secara teori TB sangat menular, karena kuman TB hinggap di percikan air ludah terkecil yang keluar dari mulut ketika berbicara, bersin, batuk, atau ketika sedang membuang ludah. Karena ukurannya sangat kecil dan ringan maka akan tahan lama terbang di udara dan terhirup manusia,” ujar Arto dalam keterangan resminya di Bandung, Kamis, 7 Mei 2020.
Advertisement
Simak Video Menarik Berikut Ini
Kasus TB di Indonesia
Arto menjelaskan bahwa setiap tahun, sebanyak 9,4 juta kasus baru TB aktif dan 1,7 juta kematian terkait TB dilaporkan secara global. Di Indonesia penderita TB berada pada peringkat lima dunia.
Tingkat kematiannya cukup banyak. Menurut data pada 2009, tercatat 528.063 kasus TB baru, dan 565.614 kasus lama dengan kematian 91.369 orang di Indonesia.
Oleh sebab itu penting bagi kita mengetahui apa saja gejala dari penyakit ini. Arto, mengatakan, gejala TB terbagi dua.
"Gejala sistematis yakni gejala yang ada pada seluruh TB di mana pun kuman TB itu hinggap, demam yang tidak terlalu tinggi dengan siklus turun naik, berat badan turun, nafsu makan merosot, dan merasa tidak sehat," katanya.
"Selanjutnya adalah gejala organik yakni gejala tergantung di mana organnya terkena TB. Misalnya di paru, gejalanya batuk, kelenjar bentol-bentol, usus diare, meningitis seperti tidak sadarkan diri dan lainnya," Arto melanjutkan.
Advertisement
Cara Mencegah TB
Arto menegaskan bahwa menerapkan pola hidup sehat menjadi faktor terpenting untuk mencegah penularan TB, seperti makan yang teratur, istirahat yang cukup, tidak melakukan perilaku menyimpang, dan rajin olahraga.
Tak kalah penting, menjaga orang di sekitar kita agar tetap sehat. Jika melihat keluarga atau orang di sekitar kita mengalami gejala-gejala TB, seperti salah satunya yang paling terlihat mengalami batuk 2-3 minggu segera sarankan untuk berobat.
“Hindari kontak TB seminimal mungkin dengan penderita TB. Kuman dalam TB jika diobati penularannya akan berkurang 10 persen dalam dua minggu, dan setelah dua bulan tidak akan menular lagi," katanya.
Penanganan TB di RSHS
Di RSHS sendiri, kata Arto, penangan pasien TB sudah memenuhi standar PPIT (Pencegahan Penularan Infeksi TB), dengan ruangan yang memadai dilengkapi sarana prasarana yang baik, sehingga tidak akan terjadi penularan kepada pasien lain dan petugas di RSHS.
Yang terpenting dalam mencegah penularan TB, memerhatikan etika batuk dengan menghindari penularan penyakit. "Jika kita batuk tutup oleh tangan menggunakan tisu, atau masker ketika kita sakit influenza apapun. Jika saat itu sedang tidak ada tisu atau masker, tutup batuk dengan cara arahkan batuk ke lengan atas kiri atau kanan kita," katanya.
Advertisement