Sering Pakai Hand Sanitizer Bikin Kulit Kering dan Iritasi? Simak Tips Dokter Kulit

Pandemi COVID-19 membawa beberapa kebiasaan baru yang ternyata dapat menimbulkan masalah baru pada kulit. Kebiasaan-kebiasaan baru ini meliputi pemakaian hand sanitizer, masker, dan berjemur.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Jun 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2020, 18:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 membawa beberapa kebiasaan baru yang bisa menimbulkan masalah pada kulit. Kebiasaan-kebiasaan baru ini meliputi pemakaian hand sanitizer, masker, dan berjemur.

Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin Listya Paramita, guna melindungi diri dari virus, masyarakat kini lebih sering menggunakan hand sanitizer. Jika tidak bisa mencuci tangan, hand sanitizer dengan kadar alkohol di atas 70 persen digunakan untuk membersihkan tangan. Namun, penggunaan hand sanitizer berlebihan bisa berdampak pada kulit kering, iritasi, dan perih.

“Kita tetap butuh hand sanitizer tapi sebisa mungkin meminimalisasi risiko efek sampingnya,” ujar Mita dalam konferensi digital Jovee We The Health pada Sabtu (27/6/2020).

Dokter yang juga aktif memberikan edukasi lewat Instagram ini memberikan beberapa kiat untuk meminimalisasi ampak negatif dari hand sanitizer.

Hal utama yang perlu diingat menurutnya adalah penggunaan hand sanitizer itu tidak wajib. Jika berada di rumah, upayakan cuci tangan pakai sabun untuk mengurangi frekuensi penggunaan hand sanitizer.

"Hand sanitizer digunakan hanya saat darurat saja jika sedang di rumah, lebih baik cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,” sarannya. 

Mengenai sabun cuci tangan yang digunakan, alangkah baiknya yang mengandung pelembap, vitamin, dan mineral oil. Lalu, bagi pemilik kulit sensitif, kata Mita, hindari sabun antiseptik. Setelah mencuci tangan, rajin pakai pelembap agar tangan tidak kering. 

Simak Video Berikut Ini:

Berjemur Bukan untuk Bunuh Virus

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Kebiasaan lainnya yang timbul di masa pandemi adalah berjemur. Mita mengatakan bahwa berjemur bukan untuk membunuh virus melainkan untuk mendapatkan vitamin D. Kehadiran vitamin ini dalam tubuhmembantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. 

Perhatikan juga jam-jam terbaik untuk berjemur. Jangan di siang hari yang malah bisa merusak kulit.

“Berjemur di jam yang tepat agar mendapatkan manfaat optimal dan efek samping minimal yaitu di bawah pukul 10 dengan indeks UV di atas 3. Area tubuh yang terpapar sinar cukup 20 persen tidak perlu buka baju seluruhnya. Durasinya 5 sampai 15 menit.”

Tak perlu juga sering-sering berjemur. Cukup 2 sampai 3 kali dalam satu minggu.

Kurangi Efek Penggunaan Masker

[Fimela] Virus Corona
Ilustrasi mengenakan masker untuk mencegah virus corona masuk ke dalam tubuh | unsplash.com/@anikolleshi

Penggunaan masker juga menjadi kebiasaan baru bagi banyak orang di masa pandemi. Namun, masker dapat menimbulkan jerawat dan erosi kulit.

Untuk mengurangi efek penggunaan masker, Mita menyarankan untuk memilih bahan kain yang nyaman dipakai. Penggunaan satu masker pun dianjurkan hanya untuk 4 jam lalu diganti dengan masker bersih lainnya.

“Bawa masker cadangan, cuci masker yang sudah dipakai dan gunakan masker dengan cara yang baik. Pakai masker yang menutupi mulut dan hidung jangan malah digantungkan di leher.”

Ia juga mengimbau agar memastikan tangan dalam keadaan bersih saat memakai dan melepaskan masker. Saat melepaskan masker, lebih baik dimulai dari belakan kemudian ditarik ke depan. Masker perlu dicuci secara berkala dan jangan dipakai berulang dalam keadaan kotor.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya