Membanggakan, Ini 5 Alat Perang Melawan COVID-19 yang Diproduksi di Jawa Barat

Jawa Barat menjadi provinsi di Indonesia yang mampu membuat alat perang melawan COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Agu 2020, 13:06 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 13:06 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menyampaikan keterangan kepada pers terkait perkembangan penanganan virus Corona (Covid-19) di Gedung Sate, Senin (8/6/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jawa Barat - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyebut bahwa Jabar menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang mampu memproduksi 'alat perang' dalam melawan COVID-19.

Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam acara kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Posko Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Barat di Bandung pada Selasa (11/8/2020).

Menilik beberapa waktu yang lalu, Ridwan Kamil memang menyebutkan bahwa 60 persen industri manufaktur di Indonesia berada di Jawa Barat. Sehingga di masa pandemi, beberapa dari industri tersebut beralih memproduksi alat pelindung diri (APD)

"Jabar sekarang bisa swasembada, itu mungkin bedanya Jabar dengan provinsi lain dan ini yang membuat kami lebih tenang terkait persiapan-persiapan kalau terjadi gelombang kedua," ujar Kamil dalam keterangan resminya yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 30 Juni 2020.

Berikut beberapa 'alat perang' dalam melawan penyebaran COVID-19 yang dimaksud Ridwan Kamil di atas dan telah diproduksi di Jawa Barat.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

1. APD dan Masker Bedah

APD Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau salah satu produsen APB, masker bedah, dan baju hazmat, PT. Multi One Plus di Kabupaten Bogor, Rabu, 15 April 2020. (sumber foto: Humas Pemprov Jabar)

Pada April 2020, Ridwan Kamil mengatakan bahwa salah satu produsen APD, masker bedah, dan baju hazmat di Kabupaten Bogor, PT Multi One Plus akan meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan di Jabar akan terpenuhi hingga dua sampai empat bulan kemudian.

"Di pabrik ini tadi dilaporkan memproduksi masker bedah sehari 250.000 dan itu sudah habis dipesan oleh institusi kenegaraan, termasuk pemerintah daerah," katanya.

"Janjinya, akhir April dinaikkan satu juta unit produksi dan mungkin nanti dua juta. Maka, hal ini menenangkan, membuat rasa tenang bahwa kebutuhan ini bisa dipenuhi oleh swasembada sendiri," kata Emil dalam keterangan resminya di Bandung, Rabu, 15 April 2020.

Selain itu, seperti yang telah diungkap di atas, pada Juni lalu, Ridwan Kamil mengatakan bahwa beberapa industri manufaktur di Jabar juga telah ikut memproduksi APD.

2. Alat Tes Cepat

Pemprov Jabar menggelar pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) COVID-19
Pemprov Jabar menggelar pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) COVID-19 terhadap kurang lebih 300 tenaga kesehatan (nakes) dan staf RSHS Bandung di Poliklinik Anggrek, Rabu, 25 Maret 2020. (Sumber foto: Humas Pemrov Jabar)

Pada 18 Juli yang lalu juga Ridwan Kamil mengatakan bahwa sejumlah perguruan tinggi di provinsi ini konsisten melahirkan inovasi dalam penanganan COVID-19.

Ia mencontohkan Universitas Padjadjaran (Unpad) yang mengembangkan Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0.

Apabila Rapid test COVID-19 yang biasanya mendeteksi antibodi, maka Deteksi CePAD ini mendeteksi antigen. Deteksi CePAD dapat mendeteksi virus lebih cepat, karena tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi virus.

"Satu kelebihan Jabar yang saya banggakan semua industri teknologi berkumpul di sini dan disaat pandemi ini mereka memproduksi alat perang melawan COVID-19 seperti produksi ventilator, PCR, APD dan alat rapid test," kata Ridwan Kamil.

3. Ventilator

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mencoba Ventilator Vent-I buatan PTDI dan ITB di kepada di Hanggar Fixed Wing PTDI, Jalan Pajajaran Bandung, Jumat, 24 April 2020. (Foto: Humas PTDI)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mencoba Ventilator Vent-I buatan PTDI dan ITB di kepada di Hanggar Fixed Wing PTDI, Jalan Pajajaran Bandung, Jumat, 24 April 2020. (Foto: Humas PTDI)

Untuk memenuhi kebutuhan ventilator di Jawa Barat sendiri, beberapa waktu lalu pemerintah provinsi membeli ventilator yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad.

Dikutip dari Antara, ventilator portabel yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia) itu merupakan kerja sama PT DI dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Benda ini ditujukan bagi pasien yang sakit tetapi masih mampu bernapas sendiri.

Sementara ventilator produksi PT Pindad bisa digunakan untuk pasien yang kesulitan bernapas.

4. PCR Portable

PCR Portable
PCR Portable inovasi Jawa Barat lawan COVID-19. Foto tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (11/8/2020).

Untuk memenuhi cakupan tes COVID-19 di wilayah-wilayah pelosok, pemerintah provinsi Jabar menggunakan alat PCR Portable yang bisa dimuat dalam dua buah koper berukuran kecil dan sedang.

“Inovasi Jawa Barat terbaru sudah saya bagikan dimulai di Sumedang. Kami punya PCR sebesar koper sehingga ini bisa dibawa ke pelosok-pelosok,” kata Ridwan kepada Presiden Joko Widodo dalam pertemuan di Bandung pada Selasa (11/8/2020).

Dengan alat tersebut, tes COVID-19 bisa menjangkau masyarakat hingga ke daerah hutan, gunung, dan di desa-desa yang tidak terjangkau oleh mobil PCR.

"Sehingga pengetesan bisa dilakukan secara merata dengan menugaskan petugas-petugas," katanya.

Ridwan Kamil berharap, inovasi ini dapat menjadi terobosan untuk memastikan tingkat pengetesan tidak hanya berkumpul di daerah-daerah perkotaan saja.

5. Vaksin

Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)
Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)

Meski calon vaksin COVID-19 yang dikembangkan perusahaan Tiongkok, Sinovac, baru akan uji klinis di Indonesia hari ini, namun Ridwan Kamil menyatakan bahwa lewat Bio Farma, mereka akan siap untuk melakukan proses produksi vaksin tersebut jika berhasil.

"Sekarang adalah vaksin yang memang sudah siap diproduksi oleh Bio Farma, kebetulan di Bandung," kata Mantan Wali Kota Bandung tersebut.

Ia mengatakan, Bio Farma sendiri telah dikenal mampu memproduksi beberapa vaksin sebelumnya dan telah diekspor ke negara lain. Ridwan Kamil menyebut, vaksin yang paling banyak diekspor atau 75 persen, adalah vaksin polio.

Pada kesempatan tersebut, Ridwan Kamil mengatakan bahwa dirinya akan ikut terlibat dalam uji klinis vaksin COVID-19 sebagai salah satu relawan.

Menurutnya, hal ini ia lakukan juga untuk mengurangi keresahan akibat isu-isu dan hoaks yang beredar di masyarakat "sehingga menurunkan spekulasi-spekulasi dan provokasi yang tidak perlu."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya