Liputan6.com, Jakarta Demi mengakhiri pandemi COVID-19, para peneliti berlomba-lomba mencari vaksin. Salah satu kandidat vaksin dari China telah sampai pada tahap uji coba kepada manusia, tepatnya ke kelompok yang berisiko tinggi, termasuk tenaga medis sejak akhir Juli. Namun uji klinis ini ternyata menimbulkan kontroversi karena vaksin tersebut sempurna.
Selama akhir pekan, pejabat kesehatan China mengatakan negara itu telah menyetujui penggunaan darurat vaksin, yang dikembangkan oleh perusahaan obat Sinopharm yang berbasis di Beijing, pada 22 Juli, menurut CNN . Petugas medis, petugas bea cukai dan perbatasan dan lainnya yang berisiko tinggi terkena COVID-19 yang memenuhi syarat pun harus menerima vaksin, tulis laman berita tersebut.
Baca Juga
Pejabat setempat menambahkan, mereka berharap untuk memperluas penggunaan vaksin ini untuk pekerja lainnya selama musim gugur dan musim dingin.
Advertisement
"Begitu kami membangun kekebalan untuk staf medis, personel yang terlibat dalam operasi (pencegahan COVID-19), seperti mereka yang berada di pasar, petani, transportasi, dan di beberapa industri jasa mungkin menerima vaksin," kata Zheng Zhongwei, direktur Science dan Pusat Pengembangan Teknologi Komisi Kesehatan Nasional China, seperti dikutip Livescience.
Simak Video Berikut Ini:
Rusia dan China berlomba adu cepat vaksin
Pengumuman penggunaan vaksin diketahui menyusul berita dari pertengahan Agustus bahwa Rusia menyetujui vaksin COVID-19 untuk digunakan pada kelompok tertentu, termasuk pekerja medis.
China sendiri telah menyetujui kandidat vaksin yang berbeda, yang dikembangkan, oleh CanSino Biologics, perusahaan yang berbasis di Tianjin, untuk digunakan dalam personel militer. Dosis vaksin itu telah diberikan kepada personel militer sejak Juni lalu.
Namun, hingga kini tidak ada kandidat vaksin COVID-19 yang menyelesaikan uji klinis fase 3. Hanya uji coba fase 3, yang sering melibatkan puluhan ribu orang, yang dapat menentukan apakah suatu vaksin benar-benar mencegah infeksi COVID-19. Uji coba semacam itu adalah langkah penting dalam pengembangan vaksin, dan peraturan AS yang sudah lama berlaku akan membutuhkan uji coba fase 3 yang lengkap sebelum vaksin COVID-19 dapat disetujui.
Food and Drug Administration (FDA) mengatakan bahwa vaksin COVID-19 harus mengurangi kemungkinan infeksi setidaknya 50%, dibandingkan dengan plasebo.
Advertisement