Liputan6.com, Jakarta Gerakan 3M yang terdiri atas mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak disebut sebagai kunci dalam menekan penyebaran COVID-19.
Menurut dokter spesialis paru Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Erlina Burhan, 3M ini bahkan dapat mengurangi risiko terkena COVID-19 hingga nol persen.
Baca Juga
Ia mengumpamakan, jika satu orang dengan satu orang lain bertemu tanpa menggunakan masker dan jaga jarak, sedang salah satu dari mereka sakit COVID-19, maka risiko penularan 100 persen.
Advertisement
“Tapi kalau yang sehat yang pakai masker, 70 persen potensi penularannya,” ujarnya dalam konferensi pers BNPB, Rabu (16/9/2020).
Jika orang yang sakit mengenakan masker, maka risiko penularan berkurang menjadi 5 persen. Namun, jika kedua orang tersebut sama-sama mengenakan masker, maka risiko penularan kembali menurun menjadi 2 persen.
“Kalau keduanya sudah pakai masker dan ditambah jaga jarak, maka risiko penularan menjadi nol persen.”
Upaya yang dapat dilakukan guna mempertahankan nol persen tersebut adalah dengan mencuci tangan dengan sabun.
Simak Video Berikut Ini:
Imbauan Presiden
Sejak pandemi muncul, masker menjadi alat pelindung diri yang dianjurkan pemerintah dan dijadikan protokol kesehatan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar seluruh masyarakat mematuhi protokol kesehatan COVID-19, utamanya memakai masker.
Jokowi beberapa kali menekankan, pemakaian masker merupakan kunci mencegah penularan COVID-19 sebelum vaksin ditemukan.
"Presiden Joko Widodo tetap berdiri di garis depan dan tak lelah-lelahnya mengingatkan dan mengajak seluruh elemen bangsa berkolaborasi menjadikan masker kebiasaan hidup untuk adaptasi di masa pandemi sebagai wujud dari disiplin nasional," ujar Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman dalam keterangan persnya, Selasa (15/9/2020).
"Ayo bersama-sama terus memakai masker untuk melindungi diri kita semua, melindungi negeri kita tercinta, Republik Indonesia," ucap Fadjroel.
Advertisement