Studi: Face Shield Tidak Mencegah Penularan COVID-19

Fugaku, superkomputer tercepat di dunia dari Jepang menguji efektivitas Face Shield (penutup wajah dari plastik) dengan sebuah simulasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Sep 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2020, 07:00 WIB
Face Shield
Face Shield (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Fugaku, superkomputer tercepat di dunia dari Jepang menguji efektivitas Face Shield (penutup wajah dari plastik) dengan sebuah simulasi. Hasilnya, hampir 100% droplet berukuran kurang dari 5 mikrometer lolos melalui penutup wajah tersebut (Satu mikrometer setara dengan sepersejuta meter).

Face shield yang biasanya digunakan oleh pegawai di industri restoran juga tidak efektif untuk menjebak droplet berukuran lebih besar, 50 mikrometer. Ternyata sekitar setengahnya juga bisa lolos dari face shield.

Penelitian ini dilakukan oleh Riken, pusat peneliti yang didukung pemerintah di Kobe, Jepang. Adapun metode yang digunakan saat simulasi yaitu, Fugaku menggabungkan aliran udara dengan ribuan partikel berbagai ukuran.

Makoto Tsubokura, pemimpin penelitian di Riken mengatakan, masker tetap harus digunakan dibandingkan face shield.

"Berdasarkan hasil simulasi, sayangnya efektivitas face shield dalam mencegah penyebaran droplet dari mulut orang yang terinfeksi masih terbatas dibandingkan dengan masker," ujar Makoto, seperti dikutip Guardian.

Tsubokura mengatakan orang-orang yang tidak disarankan untuk memakai masker seperti anak di bawah usia 2 tahun, orang yang mengalami kesulitan bernapas, tidak sadarkan diri, tidak mampu melepaskan masker tanpa bantuan, dapat menggunakan face shield, tetapi hanya jika mereka berada di luar ruangan atau di dalam ruangan dengan ventilasi yang baik.

Setelah melakukan simulasi lain dengan Fugaku, belum lama ini juga ditemukan bahwa masker wajah yang terbuat dari kain yang tidak ditenun lebih efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19 daripada yang terbuat dari katun dan poliester.

Para peneliti di Duke University membuat temuan serupa bulan lalu, menyimpulkan bahwa masker N95 paling efektif tetapi masker bedah tiga lapis dan masker kapas juga merupakan pelindung yang baik.

 

 

 

Simak Video Berikut Ini:

Kemenkes RI tak sarankan Face shield tanpa masker

FOTO: Pembatasan 25 Persen Pekerja Kantoran di Jakarta
Pekerja yang memakai face shield menunggu jemputan di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (14/9/2020). Selama PSBB, Pemprov DKI Jakarta mewajibkan perusahaan nonesensial untuk membatasi 25 persen dari total pekerja yang bekerja di kantor guna memutus penyebaran Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Direktur Jenderal P2P Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyatakan, penggunaan face shield tanpa masker tidak akan memberikan perlindungan untuk mencegah droplet corona. Ini semata-mata karena virus corona bisa bertahan di udara dalam bentuk microdroplet yang mudah terhirup manusia yang tidak menggunakan masker.

"Lebih baik kalau memang bisa ditambah dengan face shield, tetapi kalau menggunakan face shield saja tanpa masker tidak akan memberikan perlindungan maksimal," ucap dia.

 

Infografis Pakai Masker Kain SNI, Jangan Scuba dan Buff.

Infografis Pakai Masker Kain SNI, Jangan Scuba dan Buff. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pakai Masker Kain SNI, Jangan Scuba dan Buff. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya