Tanpa Disadari, Ini 'Kesalahan' Saat Bertemu Penyintas Kanker

Saat bertemu dengan komunitas kanker atau pasien kanker, Pravita menyarankan agar lebih bisa berbagai kesusahan dengan cara lain.

oleh stella maris pada 13 Okt 2020, 10:12 WIB
Diperbarui 02 Mar 2021, 16:21 WIB
[Fimela] kanker payudara
kaker payudara | pexels.com/@shotbyrain

Liputan6.com, Jakarta Pernahkan Anda bertemu dengan penyintas kanker secara langsung? Seberapa lama Anda berinteraksi dengannya dan kira-kira semangat seperti apa yang disampaikan selama berkomunikasi dengannya?

Tanpa disadari, ketika bertemu dengan pasien kanker, kita ingin memberikan motivasi lewat kata-kata yang terbaik. Namun ternyata kalimat kita justru tak menyemangatinya.

Dikutip laman Cancer Center, ada 'etika' atau aturan berkomunikasi yang perlu kita lakukan ketika berada dengan komunitas atau para penyintas kanker.

1. Tak Melulu Bahas Kanker

Ketika bertemu dengan pasien kanker, Anda tak harus membahas penyakitnya. Bawalah arah pembicaraan senormal mungkin, beritahu tentang hal lucu, dan jangan tunjukan rasa iba lewat mimik muka atau suara.

 

2. Jangan Menyela

Kanker dapat menjadikan pasien merasa kesepian. Oleh karena itu ketika bertemu dengannya, ada baiknya Anda menjadi pendengar yang baik dan biarkan mereka bicara tanpa harus menyela. Tak perlu memikirkan jawaban atas semua pertanyaan mereka. Jika bertemu pasien yang tidak ingin bicara sama sekali, biarkan mereka duduk dengan tenang.

 

3. Jangan Jadi 'Pengkhotbah'

Ada baiknya Anda tidak mencoba memberitahu apa yang harus dilakukan para penderita kanker atau apa yang harus mereka pikirkan atau rasakan. Hindari mengucapkan, "Aku tahu perasaanmu." Hindari pula saran untuk pengobatan alternatif atau gaya hidup sehat yang harus mereka lakukan.

 

4. Berpikir Sebelum Berbicara

Pada intinya, inilah yang harus Anda lakukan ketika bertemu dengan komunitas kanker. Itu karena, satu komentar saja dapat langsung merusak suasana hati positif seseorang. Hindari kalimat klise yang meminta mereka untuk bersabar.

Hal itu diungkapkan juga oleh Pravita, seorang penyintas kanker yang aktif di Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Selama aktif di YKPI, Pravita mendapatkan dukungan mental dan hal-hal yang berkaitan etika saat berkomunikasi dengan pasien kanker.

"Jangan ngomong sabar karena rata-rata teman-teman yang datang pasti bilang: sabar ya, kuat ya. Iya kita bisa bicara begitu karena tidak merasakan dan kata-kata itu justru menjadi satu dilema buat penderita," jelas Pravita dalam peluncuran kampanye #OnePinkOneHope yang diinisiasi Wardah, YKPI, dan berkolaborasi dengan Ayang Cempaka lewat spesial desain produk Wardah Exclusive Matte Lip Cream.

Oleh karena itu saat bertemu dengan komunitas kanker atau pasien kanker, Pravita menyarankan agar lebih bisa berbagai kesusahan dengan cara lain. "Salah satunya dengan meningkatkan awareness bagi survivor dan warrior untuk tetap semangat dan bersatu. Caranya dengan Sadari."

Ya, Sadari atau periksa payudara sendiri merupakan bentuk kontribusi sederhana yang bisa Anda lakukan terkait deteksi dini dan pencegahan kanker. Selain itu bertepatan dengan Hari Kanker Sedunia di bulan ini, Anda juga dapat berdonasi dengan membeli produk kecantikan yang peduli dengan kanker payudara.

"Dengan membeli produk tersebut, artinya teman-teman (survivor kanker) bisa tampil cantik dan membuat mental mereka jadi kuat. Jadi kesembuhan pun jadi makin kuat," kata Pravita.

Mulai sekarang, Anda bisa ikut ambil bagian dengan menggunakan produk halal yang sangat dekat dengan perempuan Indonesia, dan ikut ambil bagian dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kanker payudara.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya