Hari Anestesi Sedunia Disampaikan Lirih, Keselamatan Tenaga Medis Masih Terancam

Hari Anestesi Sedunia tahun ini diperingati dengan penuh keprihatinan. Hal ini mengingat para tenaga medis yang berjuang di garis depan penularan COVID-19.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 16 Okt 2020, 21:31 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2020, 21:30 WIB
ilustrasi anestesi
ilustrasi anestesi Image by Ri Butov from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Hari Anestesi Sedunia tahun ini diperingati dengan penuh keprihatinan. Hal ini mengingat para tenaga medis yang berjuang di garis depan penularan COVID-19.

Seperti disampaikan staf Pengajar Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM, Dr. dr. Ratna F. Soenarto, Sp.An-KAKV, di masa pandemi COVID-19 ini, para anestesiologis termasuk serdadu-serdadu yang berjuang di garis depan medan pertempuran.

"Bahaya yang dihadapi anestesiologis bukan hanya pada zona merah, tetapi juga pada zona kuning bahkan zona hijau. Tindakan intubasi yang menciptakan aerosol merupakan salah satu prosedur paling berisiko terhadap penularan COVID-19," katanya, dalam keterangan tertulis di laman fkui.ac.id.

Ratna mengatakan, risiko tertular virus ini lebih tinggi pada prosedur emergensi karena tindakan medis harus dilakukan segera, sedangkan proses diagnosis untuk mengonfirmasi COVID-19 memerlukan waktu. Oleh sebab itu, pada pasien yang belum terkonfirmasi, tindakan anestesi tetap dilakukan dengan APD level 2.

Di Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM, selain ketersediaan APD, kecukupan waktu istirahat dan suplemen makanan juga menjadi perhatian. Hal ini bukan diperuntukkan bagi para dosen saja, tetapi juga bagi peserta didik yang sangat aktif melakukan pelayanan pasien.

"Pandemi yang terjadi saat ini mau tidak mau telah mengubah banyak hal. Variasi kasus elektif tentu berkurang banyak, penelitian pada pasien juga mengalami kendala. Pertemuan dan diskusi ilmiah harus dilakukan secara daring. Demikian juga, pelaksanaan pendidikan bagi mahasiswa dan calon spesialis menjadi tidak seleluasa biasanya," ujarnya.

 

 

Simak Juga Video Berikut Ini:

Sejarah hari anestesi sedunia

Menurut Ratna, hari Anestesi Sedunia yang diperingati setiap 16 Oktober merupakan tonggak dimulainya anestesi modern. Ini adalah hari ketika William Morton mendemonstrasikan penggunaan anestesi umum dengan inhalasi eter di The Ether Dome, Massachusetts General Hospital tepat 174 tahun silam atau tahun 1846. Kata anesthesia sendiri diciptakan oleh Oliver Wendell Holmes beberapa minggu setelah demonstrasi Morton. Anesthesia mengandung makna “hilangnya sensasi”, terutama terhadap stimulus sentuh.

"Saat ini, anestesi telah berkembang menjadi sangat luas. “Anesthesia agent” yang dulu hanya eter kini memiliki puluhan variasi, baik inhalasi, intravena maupun obat-obat lain. Fasilitas untuk melakukan prosedur pembedahan maupun prosedur lain juga berkembang. Blok neuraksial (anestesi spinal dan epidural) dan blok saraf perifer telah dipraktikkan sehari-hari dengan berbagai keuntungannya. Anestesi umum pun dapat dicapai mulai dari sedasi ringan hingga narkosis," jelasnya.

Tidak hanya itu, lanjut Ratna, ilmu anestesi juga semakin merambah luas menjadi perioperative medicine; anestesi di luar kamar bedah, termasuk manajemen nyeri; serta ilmu kedokteran kritis (critical care medicine) mencakup resusitasi jantung-paru-otak dan terapi intensif. Penelitian dalam anestesiologi dan terapi intensif yang dilakukan tanpa henti membawa praktik pelayanan ke arah lebih baik dan aman. Dari data epidemiologi di AS, peluang kematian terkait anestesi pada tahun 1940-an adalah 1 dalam 1000 prosedur, kemudian pada awal tahun 2000 berkurang menjadi 1 dalam 100.000 prosedur.

Anestesiologi telah memelopori perkembangan ilmu intensive care. Manajemen jalan napas dan ventilasi mekanis secara alamiah memang merupakan prosedur yang biasa dilakukan anestesiologis. Prosedur pemantauan invasif (misalnya kateter vena sentral, tekanan arteri sistemik, dan tekanan arteri pulmonalis) adalah prosedur yang biasa dilakukan juga oleh anestesiologis dalam kamar bedah.

"Kita tentu mengharapkan pandemi ini segera berlalu sehingga kehidupan berjalan normal kembali. Semua proses pendidikan dan penelitian dapat berjalan lagi sesuai harapan. Kasus elektif pun dapat kembali meningkat dan pelayanan kepada masyarakat berlangsung seperti sediakala. Dengan demikian, “Happy World Anesthesia Day” dapat diucapkan dengan senyum lebar dan perasaan happy betulan," pungkasnya.

 

Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar.

Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya