Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang dilaporkan meninggal dunia usai mendapatkan suntikan vaksin flu di Korea Selatan dalam sepekan terakhir. Pemberitaan tersebut meningkatkan kekhawatiran akan keamanan vaksin tersebut.
Dilaporkan Aljazeera pada Kamis (22/10/2020), jumlah orang yang meninggal dunia usai disuntik vaksin flu di Korea Selatan sudah mencapai 13 orang.
Baca Juga
Meski begitu, hingga kemarin, otoritas kesehatan setempat belum mau menghentikan atau menunda program vaksinasi flu secara nasional. Mereka mengatakan bahwa tidak ada kaitannya antara suntik vaksin dengan kematian yang dilaporkan beberapa waktu lalu.
Advertisement
Jeong Eun-kyeong, pimpinan dari Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) mengatakan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kematian sembilan orang yang dinyatakan meninggal usai mendapat suntikan vaksin flu.
"Kami belum menemukan hubungan langsung antara kematian dan vaksin, atau hubungan antara efek samping dari vaksin flu dan kematian," kata Eun-kyeong seperti dikutip dari Yonhap News Agency.
"Mengingat belum ada efek samping yang parah yang dilaporkan dari satu vaksin tertentu, kami memutuskan untuk tidak menghentikan vaksinasi."
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Laporan Kematian Usai Vaksinasi Flu
KDCA mengatakan bahwa pada dua kematian ada kemungkinan terjadi karena syok anafilaksis, reaksi alergi serius yang terjadi pasca imunisasi.
Namun berdasarkan pemeriksaan awal pada enam orang yang meninggal dunia usai disuntik, tidak ada hubungan antara vaksinasi yang mereka terima dengan penyebab kematian.
"Jumlah kematian bertambah, tetapi tim kami melihat rendahnya kemungkinan kematian tersebut disebabkan oleh vaksinasi," kata Eun-kyeong pada parlemen.
Hingga Rabu waktu setempat, sekitar 8,36 juta orang di Korea Selatan sudah menerima suntikan vaksin flu di bawah program yang dikelola pemerintah tersebut. Namun, kekhawatiran muncul usai dilaporkannya beberapa warga yang meninggal usai divaksin.
Otoritas kesehatan melaporkan bahwa seorang pria berusia 68 tahun di Jeju dan pria 78 tahun di Daegu, meninggal dunia usai disuntik vaksin flu. Pemeriksaan menunjukkan bahwa keduanya memang memiliki penyakit bawaan.
Meski begitu, provinsi Gyeonggi juga melaporkan dua kematian dari penerima vaksin di tempat umum di Gwangmyeong dan Goyang. Jumat pekan lalu, seorang remaja 17 tahun di Incheon juga meninggal dua hari setelah divaksin.
Di Gochang, North Jeolla, seorang wanita 77 tahun meninggal dunia dengan kasus serupa. Sementara pada Selasa, pria 82 tahun di Daejeon meninggal usai disuntik vaksin sehari sebelumnya.
Advertisement
Memeriksa Proses Secara Menyeluruh
Dalam jumpa persnya, Wakil Menteri Kesehatan Kim Ganglip mengatakan bahwa pemerintah melihat situasi ini dengan serius. "Namun pertama-tama, kita harus mencari tahu penyebab pasti dari kematian baru-baru ini," ujarnya.
Otoritas kesehatan menyebut, mereka yang meninggal mendapatkan vaksin flu yang diproduksi oleh Korea Vaccine, Boryung Biopharma, LG Chem, SK Bioscience, dan GC Pharma. Pemantauan pun dilakukan pada warga yang mendapatkan vaksin yang diproduksi di perusahaan-perusahaan yang sama dengan mereka yang meninggal dunia sebelumnya.
"Kami sedang mencari penyebabnya, tetapi akan kembali memeriksa secara menyeluruh proses yang melibatkan berbagai lembaga pemerintah, dari produksi hingga distribusi," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo sembari memastikan program vaksinasi tetap dilanjutkan.
Para pejabat kesehatan menyatakan bahwa tidak ada zat beracun yang ditemukan dalam vaksin. Selain itu, lima dari enam orang yang telah diperiksa memiliki penyakit bawaan.
Korea Selatan sendiri telah mempersiapkan 20 persen lebih banyak vaksin flu tahun ini. Hal ini bertujuan untuk menghindari wabah ganda pada orang dengan flu yang rentan mengembangkan potensi komplikasi COVID-19, serta mencegah beban rumah sakit di musim dingin.
GC Pharma, LG Chem, SK Bioscience dan Boryung dilaporkan menolak berkomentar. Sementara beberapa pihak lain yang terlibat dalam penyediaan dan produksi vaksin seperti Il-Yang Pharmaceutical, Sanofi, dan GlaxoSmithKline juga belum dapat memberikan komentarnya.
Infografis Menanti Hasil Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19
Advertisement