Psikolog: Edukasi COVID-19 pada Anak Jangan dengan Menakut-Nakutinya

Psikolog mengatakan bahwa memberikan pesan yang menakutkan tentang COVID-19 pada anak dikhawatirkan akan menimbulkan kecemasan yang berlebihan padanya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 27 Okt 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 08:00 WIB
Ketika Warga Kali Pasir Perangi Virus Corona dengan Pesan Mural
Seorang anak kenakan masker dengan latar belakang mural Indonesia Bisa Stop Corona di Lapangan Bulutangkis, Kampung Kali Pasir, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pesan mural mengajak warga untuk memutus rantai penyebaran Corona Covid-19 dengan diam di rumah. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Memberikan anak edukasi mengenai COVID-19 tidak boleh dilakukan dengan cara menakut-nakuti dirinya. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan perasaan takut yang berlebihan padanya.

"Orangtua jangan sampai menakut-nakuti anak," kata Sani Budiantini Hermawan, psikolog anak dan keluarga dalam dialog yang disiarkan dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu.

"Banyak anak menjadi cemas karena tiba-tiba dia mengurung diri terus 'mama aku takut kena corona' jadinya insecure. Ini seringkali yang terjadi karena orangtua menyampaikan hal yang salah," ujarnya, dikutip Senin (26/10/2020).

Maka dari itu, Sani menyarankan agar orangtua tetap bisa memberikan pesan positif dan optimistis pada anak, sampaikan padanya bahwa semua bisa tetap sehat asalkan dengan disiplin melakukan protokol kesehatan.

"'Kita yakin bahwa kita Insya Allah akan sehat nak, akan terjaga, asalkan pakai masker, cuci tangan, menjaga jarak, dan sebagainya.' Jadi itu yang harus orangtua ulang-ulang juga, tetapi dengan cara yang tidak membuat anak menjadi takut."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Jangan Menekan Anak

Penambahan Pasien Positif Covid-19 di Kota Malang Tertinggi Dalam Satu Hari
Seorang anak di salah satu kampung di Kota Malang memakai masker demi menghindari penyebaran virus Corona Covid-19 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Selain itu, Sani mengatakan bahwa jangan sampai orangtua memberikan edukasi dengan cara yang menekan atau memaksa anak. Hal itu dapat menimbulkan perasaan stres padanya sehingga melakukan sesuatu yang berkebalikan.

Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini menambahkan, selain memberikan edukasi yang bahasanya dapat dimengerti oleh anak, orangtua juga harus bisa jadi role model untuk pencegahan COVID-19.

Ia mengungkapkan, seringkali anak akan merasa bosan melakukan kebiasaan mencegah COVID-19. Maka dari itu, ia pun lebih menganjurkan agar mereka sebisa mungkin dibuat untuk nyaman meski berkegiatan di rumah saja.

Karena itu, saat beraktivitas di rumah, orangtua bisa melakukan suatu kegiatan yang menarik agar anak tetap senang dan tidak bosan.

"Intinya adalah sebisa mungkin anak berkegiatan di rumah dengan fun dan tidak merasa bosan, karena anak punya hak untuk tumbuh kembang dan bahagia. Itu adalah kewajiban orangtua untuk memberikannya."

Infografis 6 Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai

Infografis 6 Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya