Liputan6.com, Jakarta Memberikan anak edukasi mengenai COVID-19 tidak boleh dilakukan dengan cara menakut-nakuti dirinya. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan perasaan takut yang berlebihan padanya.
"Orangtua jangan sampai menakut-nakuti anak," kata Sani Budiantini Hermawan, psikolog anak dan keluarga dalam dialog yang disiarkan dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca Juga
"Banyak anak menjadi cemas karena tiba-tiba dia mengurung diri terus 'mama aku takut kena corona' jadinya insecure. Ini seringkali yang terjadi karena orangtua menyampaikan hal yang salah," ujarnya, dikutip Senin (26/10/2020).
Advertisement
Maka dari itu, Sani menyarankan agar orangtua tetap bisa memberikan pesan positif dan optimistis pada anak, sampaikan padanya bahwa semua bisa tetap sehat asalkan dengan disiplin melakukan protokol kesehatan.
"'Kita yakin bahwa kita Insya Allah akan sehat nak, akan terjaga, asalkan pakai masker, cuci tangan, menjaga jarak, dan sebagainya.' Jadi itu yang harus orangtua ulang-ulang juga, tetapi dengan cara yang tidak membuat anak menjadi takut."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Jangan Menekan Anak
Selain itu, Sani mengatakan bahwa jangan sampai orangtua memberikan edukasi dengan cara yang menekan atau memaksa anak. Hal itu dapat menimbulkan perasaan stres padanya sehingga melakukan sesuatu yang berkebalikan.
Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini menambahkan, selain memberikan edukasi yang bahasanya dapat dimengerti oleh anak, orangtua juga harus bisa jadi role model untuk pencegahan COVID-19.
Ia mengungkapkan, seringkali anak akan merasa bosan melakukan kebiasaan mencegah COVID-19. Maka dari itu, ia pun lebih menganjurkan agar mereka sebisa mungkin dibuat untuk nyaman meski berkegiatan di rumah saja.
Karena itu, saat beraktivitas di rumah, orangtua bisa melakukan suatu kegiatan yang menarik agar anak tetap senang dan tidak bosan.
"Intinya adalah sebisa mungkin anak berkegiatan di rumah dengan fun dan tidak merasa bosan, karena anak punya hak untuk tumbuh kembang dan bahagia. Itu adalah kewajiban orangtua untuk memberikannya."
Advertisement