Permasalahan Kulit yang Rentan Dialami Pasien COVID-19 meski Sudah Sembuh

Pasien COVID-19 memiliki gejala yang ada hubungannya dengan masalah kulit.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 31 Okt 2020, 17:26 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2020, 13:00 WIB
Potret Warga Permukiman Kumuh di India Jalani Tes Swab
Seorang pria menggendong putranya saat petugas kesehatan mengumpulkan sampel usap untuk menguji virus corona Covid-19 di daerah kumuh di Hyderabad (23/9/2020). Korban meninggal karena Covid-19 di India mencapai 90.000 lebih. (AFP/Noah Seelam)

Liputan6.com, New York - Terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau Virus Corona baru juga berdampak pada kesehatan kulit pasien COVID-19. Bahkan, permasalahan kulit ini akan terus terjadi sekalipun pasien sudah dinyatakan sembuh.

Hal tersebut merupakan hasil dari sebuah penelitian yang dipresentasikan pada Kongres ke-29 Akademi Dermatologi dan Venereologi Eropa oleh para peneliti di Rumah Sakit Massachusetts (MGH), Amerika Serikat.

Penelitian berfokus pada penularan jangka panjang dari COVID-19. Termasuk saat hasil tes usap (swab test) kedua pasien Corona dinyatakan negatif, tampaknya tidak pernah sembuh dari penyakit tersebut.

Dikutip dari situs Health Shots pada Jumat, 30 Oktober 2020, para peneliti melakukan analisis dengan membuat daftar internasional untuk manifestasi kulit COVID-19 pada April 2020.

Lalu, pada Juni dan Agustus, para dokter memerbarui hasil tes laboratorium COVID-19 dan durasi gejala kulit pasien.

Tim kemudian mengevaluasi siapa saja pasien Corona yang memiliki gejala kulit yang bertahan setidaknya selama 60 hari.

Dari hasil evaluasi, tim menemukan hampir 1.000 pasien COVID-19 memiliki masalah kulit.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

Masalah Kulit pada Pasien COVID-19

Masalah kulit yang dialami pasien COVID-19 beberapa di antaranya adalah urtikaria, jari kaki Covid atau Covid Toes, akral iskemia, morbilliform, dan vesikular.

Semua permasalahan kulit tersebut dapat terjadi dengan durasi yang berbeda-beda.

Contohnya urtikaria atau ruam seperti campak yang berlangsung selama rata-rata tujuh hari. Namun, ada pasien COVID-19 yang mengalaminya selama empat hari, bahkan ada pula yang sampai 28 hari.

Kemudian papulosquamos atau papula dan plak bersisi yang berlangsung selama rata-rata 20 hari dalam kasus yang dikonfirmasi di laboratorium. Akan tetapi ada pasien yang dikonfirmasi mengalaminya selama 70 hari.

Pun yang mengalami Covid Toes atau jari kaki Covid yang umum terjadi selama 15 hari.Sama seperti kasus-kasus sebelumnya, masalah kulit satu ini juga ada yang dikonfirmasi sampai 60 hari.

Ketua Penelitian sekaligus Direktur Global Health Dermatology, Ester Freeman, mengatakan, bahkan terdapat dua pasien COVID-19 yang dikonfirmasi di laboratorium mengalami jari kaki Covid selama 130 hari dan 150 hari.

"Temuan kami mengungkapkan subset pasien yang sebelumnya tidak dilaporkan dengan gejala kulit yang bertahan lama dari COVID-19, khsusnya mereka dengan Covid Toes," kata Ester.

 

Tak Usah Panik

Meski demikian, Esther mengimbau agar pasien COVID-19 yang mungkin mengalami gejala kulit seperti ini untuk tidak panik. Sebab, Covid toes relatif cepat sembuh dan hilang dengan sendirinya. Juga tak memiliki efek jangka panjang.

"Saya tidak ingin orang panik. Saya pikir penting untuk diyakini bahwa ini umumnya terkait dengan penyakit yang cukup ringan," katanya.

"Peting untuk diketahui bahwa ada subkelompok pasien yang tampaknya memiliki penyakit ini. Itu adalah kelompok yang perlu kita teliti lebih lanjut," Esther menekankan.

 

Infografis COVID-19

Infografis Total Kasus Covid-19, Indonesia Salip China. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Total Kasus Covid-19, Indonesia Salip China. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya