IDI: Satu Saja Dokter Meninggal karena COVID-19, Lima Ribu Orang Bisa Tak Terlayani

Sangat disayangkan apabila ada dokter dan tenaga kesehatan yang meninggal karena Virus Corona COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Des 2020, 09:14 WIB
Diterbitkan 01 Des 2020, 09:14 WIB
Angka COVID-19 di Tanah Air Tembus Setengah Juta Kasus
Ambulans terparkir usai mengantarkan pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengkhawatirkan bahwa berkurangnya dokter atau tenaga kesehatan lain karena terinfeksi Virus Corona baru penyebab COVID-19, dapat mengganggu pelayanan kesehatan bagi banyak masyarakat.

Ketua Umum IDI, Daeng M. Faqih, mengatakan, untuk menghasilkan satu dokter dan tenaga kesehatan lainnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan biaya yang tidak murah.

"Untuk dokter spesialis bisa mencapai waktu 10 sampai 15 tahun," kata Daeng dalam dialog virtual dari Graha BNPB pada Senin (30/11/2020).

"Dan, biayanya mahal sekali," Daeng menambahkan.

Selain itu, lanjut Daeng, satu dokter di Indonesia bisa dibutuhkan oleh sekitar lima sampai seratus ribu orang.

"Jadi, kalau satu meninggal, itu berarti potensinya lima ribu sampai seratus ribu orang itu tidak terlayani oleh dokter. Itu sayang sekali kalau petugas kesehatan harus meninggal," kata Daeng.

Daeng, menambahkan, dalam penanganan pandemi Virus Corona, apabila satu dokter atau tenaga kesehatan meninggal, orang yang melakukan pelayanan terhadap pasien COVID-19 juga akan berkurang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Bantu Lindungi Dokter dan Nakes Lainnya

Angka COVID-19 di Tanah Air Tembus Setengah Juta Kasus
Tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap di zona merah Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Di kesempatan tersebut, Daeng menegaskan bahwa perlindungan terhadap tenaga kesehatan di masa pandemi Corona adalah hal yang wajib dipenuhi.

Ia mengungkapkan sudah ada sekitar 180 dokter dan lebih dari 114 perawat yang meninggal karena COVID-19.

"Sehingga kalau ini perlindungan terhadap tenaga kesehatan tidak dijaga betul, saya khawatir ini semakin banyak yang terkena infeksi, banyak yang gugur," kata Daeng.

Bagi masyarakat, Daeng mengatakan bahwa seseorang bisa ikut melindungi tenaga kesehatan dengan menjaga dirinya dari penularan COVID-19.

"Biang kerok dari banyaknya pasien di rumah sakit, yang menyebabkan beban pelayanan tinggi, menyebabkan petugas kesehatan banyak tertular dan gugur, itu karena penularan di masyarakat terjadi terus menerus," kata Daeng.

"Barangkali komitmen kita, disiplin kita, menerapkan protokol kesehatan kurang baik,"  Daeng menekankan.

Infografis Dokter Berguguran di Medan Tempur COVID-19

Infografis Dokter Berguguran di Medan Tempur Covid-19
Infografis Dokter Berguguran di Medan Tempur Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya