Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa mengkampanyekan tentang manfaat vaksin COVID-19, akan jauh lebih efektif ketimbang membuat vaksinasi Corona menjadi sesuatu yang wajib.
Dalam konferensi persnya pada Senin kemarin waktu setempat, WHO mengatakan bahwa mewajibkan vaksin COVID-19 bisa menjadi cara yang salah untuk diambil.
Baca Juga
WHO mengungkapkan bahwa dari pengalaman di masa lalu, mewajibkan vaksin dapat menjadi bumerang dengan munculnya penolakan yang lebih besar terhadap hal itu.
Advertisement
"Saya tidak berpikir mewajibkan adalah arah yang harus ditempuh di sini, terutama untuk vaksin ini," kata Kate O'Brien, Direktur Departemen Imunisasi WHO, seperti dikutip dari Channel News Asia pada Selasa (8/12/2020).
"Adalah posisi yang jauh lebih baik untuk benar-benar mendorong dan memfasilitas vaksinasi tanpa persyaratan semacam itu," ujarnya.
Â
Â
Â
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Biarkan Seseorang Memutuskan Sendiri
Michael Ryan, Direktur Emergensi WHO pada kesempatan yang sama, juga mengatakan hal yang senada.
"Kami jauh lebih baik memberikan dan menyajikan data kepada orang-orang serta manfaatnya, dan membiarkan seseorang mengambil keputusannya sendiri," kata Ryan, mengutip dari siaran konferensi pers di Youtube WHO.
Meskipun begitu, WHO menyebut memang ada beberapa kondisi di mana vaksinasi menjadi satu-satunya hal yang harus dilakukan atau direkomendasikan, seperti bagi tenaga kesehatan di rumah sakit.
Mariangela Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses Obat, Vaksin, dan Farmasi, mengatakan bahwa yang mereka percaya saat ini adalah lebih baik bekerja untuk membuat kampanye dalam menyampaikan informasi soal vaksin.
Selain itu, penting untuk membuat vaksin dapat diakses untuk kelompok-kelompok prioritas terlebih dahulu, mengingat tidak mungkin seluruh populasi dapat divaksin dalam waktu yang singkat.
"Jadi terserah bagaimana negara memutuskan, tetapi posisi saat ini agar itu bekerja dengan baik adalah memastikan orang-orang di populasi prioritas divaksinasi terlebih dahulu dan mereka mendapatkan informasi yang benar," ujarnya.
Advertisement