Liputan6.com, Jakarta Ilmuwan di Inggris memperingatkan adanya potensi bahwa varian baru virus corona penyebab COVID-19 yang baru ditemukan beberapa waktu lalu, bisa lebih mudah menginfeksi anak.
Sebelumnya, para pakar mengungkapkan bahwa varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang pertama kali diidentifikasi di Inggris memang lebih menular meski dipercaya tidak lebih mematikan.
Baca Juga
Profesor Neil Ferguson dari Imperial College London mengatakan bahwa data infeksi COVID-19 varian baru di wilayah Inggris bagian tenggara, menunjukkan mereka memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi secara statistik pada anak-anak, dibandingkan jenis lainnya.
Advertisement
"Ada petunjuk bahwa virus ini memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak," kata Ferguson seperti mengutip dari Independent pada Minggu (3/1/2021).
Ferguson mengatakan bahwa hal itu mungkin menjelaskan beberapa perbedaan varian baru virus SARS-COV-2 ini. Namun ia menegaskan bahwa belum ada hubungan pasti tentang temuan tersebut meski ada data tentang itu.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Laporan Kasus di Inggris
Dalam sebuah dialog virtual yang diselenggarakan BNPB beberapa waktu lalu, Zubairi Djoerban, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan pernyataan tersebut muncul terkait juga karena masih dibukanya sekolah saat Inggris lockdown.
Zubairi mengatakan, hal tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan infeksi COVID-19 pada anak.
"Namun pada waktu diperiksa ternyata peningkatan infeksi di anak akibat varian B117 ini lebih banyak dibandingkan dengan varian yang lama, walaupun tidak amat sangat berbeda," kata Zubairi.
"Dari situ disimpulkan bahwa baru datang saja sudah lebih mudah menyebar di anak, itu yang dikhawatirkan," ujarnya.
Dalam studi kecilnya, Ferguson mengatakan bahwa mereka melihat selama lima atau enam pekan, ada peningkatan proporsi kasus varian baru pada usia di bawah 15 tahun secara statistik lebih signifikan daripada virus non-varian.
Namun ini bukan berarti anak-anak akan terpengaruh lebih buruk.
Â
Â
Advertisement
Jadi Pertimbangan Sebelum Pembukaan Sekolah
Dikutip dari Business Insider, Profesor Wendy Barclay, kepalda Departemen Penyakit Menular di Imperial College London mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa varian B117 dapat mengikat reseptor ACE-2 lebih baik pada anak-anak.
Namun, ia juga mengatakan bahwa pernyataannya masih bersifat spekulatif. "Saya belum melihat data yang mengatakan bahwa ini benar-benar lebih menular di antara anak-anak."
Zubairi pun mengingatkan bahwa anak-anak yang membawa virus corona pun tetap bisa menularkannya ke orang lain, serta berbahaya apabila orang di sekitarnya berusia lanjut atau memiliki komorbid.
Maka dari itu, dengan temuan-temuan semacam ini, ditambah peningkatan signifikan kasus COVID-19 di Indonesia, Zubairi pun mengingatkan pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk berhati-hati dalam pembukaan sekolah.
"Jadi mohon diperhatikan, kalau misalnya terpaksa harus buka juga, maka harus dimonitor dengan amat sangat ketat dan kalau perlu kebijakannya disesuaikan."
Infografis Apa pun Virus dan Variannya Tetap Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19
Advertisement