Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengingatkan masyarakat bahwa saat ini gelombang ketiga pandemi COVID-19 sedang melanda sejumlah negara di dunia. Kenaikan kasus COVID-19 di negara-negara tersebut naik secara signifikan pada periode tertentu.
"Negara yang alami gelombang ketiga pandemi, maka kenaikan kasus COVID-19 akan terjadi untuk kali ketiga," jelas Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/1/2021).
"Terlihat juga peningkatan kasus yang terjadi mencakup lapisan masyarakat yang lebih luas. Kemudian mulai bermunculan klaster-klaster pada kegiatan sektor sosial ekonomi yang mulai dibuka, setelah adanya pelandaian kasus."
Advertisement
Wiku mencontohkan seperti negara Jepang dengan kasus COVID-19 bermunculan di tempat kerja. Di Israel, Korea Selatan, dan Hong Kong juga diterpa gelombang ketiga pandemi.
Keterlambatan mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 (pada gelombang ketiga pandemi) dapat terjadi karena ketidaksiapan melakukan mitigasi.
"Mitigasi dalam penanganan COVID-19 yang baik meliputi upaya kuratif melalui persiapan fasilitas kesehatan yang memadai dan utamanya preventif dengan penegakan disiplin protokol kesehatan," terang Wiku.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Penanganan COVID-19 3M dan 3T Harus Saling Melengkapi
Walaupun negara yang tergolong maju dari segi penanganan kesehatan yang baik dengan fasilitas yang lengkap, menurut Wiku, nyatanya belum tentu mampu menopang perkembangan kasus COVID-19. Terlebih lagi jika tidak disertai dengan kepatuhan protokol kesehatan.
"Sebagaimana yang saya sampaikan pada konferensi pers beberapa minggu lalu. Bahwa setiap upaya penanganan COVID-19 baik 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak) maupun 3T (testing, tracing, treatment) sama-sama saling melengkapi," ujarnya.
"Tidak bisa ditinggalkan salah satunya."
Saat ini, Indonesia berusaha sebaik mungkin tidak mengalami lonjakan COVID-19. Berbagai upaya dilakukan, di antaranya pembuatan pedoman rekayasa pelayanan kesehatan jika terjadi lonjakan dan menyesuaikan besar kenaikan kasus hingga penguatan koordinasi pusat dan daerah.
"Mulai dari tingkat nasional sampai kelurahan dan desa. Tentunya, untuk mendukung upaya perubahan perubahan perilaku disiplin protokol kesehatan ini mencapai tingkat mikro," imbuh Wiku.
Advertisement
Pencatatan Pelaporan Perubahan Perilaku
Pencatatan disiplin protokol kesehatan oleh Satgas COVID-19 menggunakan Sistem Pelaporan Perubahan Perilaku. Hal ini untuk menghasilkan data yang realtime supaya dapat dilakukan tindakan cepat.
"Pemerintah juga berupaya melakukan pembatasan mobilitas di dalam negeri dan luar negeri untuk mencegah imported case dari daerah atau negara dengan kasus COVID-19 tinggi," tambah Wiku.
Upaya pemerintah, kata Wiku, tidak akan berhasil tanpa partisipasi dari masyarakat.
"Kami memohon kerja sama masyarakat untuk menegakkan kepatuhan terhadap peraturan yang dibuat. Jadikan hal ini sebagai momentum untuk masyarakat berpartisipasi dalam penanganan COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
"Kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan serta peraturan yang telah dibuat adalah modal kita kembali meningkatkan produktivitas masyarakat yang aman."
Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19
Advertisement