Liputan6.com, Jakarta - Afrika Selatan memulai vaksinasi COVID-19 mereka dengan vaksin corona yang dikembangkan oleh Johnson & Johnson, sebagai bagian dari studi observasional.
Dikutip dari Aljazeera pada Senin (18/2/2021), penyuntikan vaksin dimulai pada Rabu waktu setempat pukul 13.00 siang, di Khayelitsha District Hospital di Cape Town.
Baca Juga
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa bersama Menteri Kesehatan Zweli Mkhize dan Wakil Menteri Kesehatan Joe Phaahla, bergabung dalam kelompok pertama yang divaksinasi.
Advertisement
Ramaphosa menjadi orang keenam di rumah sakit tersebut yang mendapatkan vaksin. Lima tenaga kesehatan telah disuntik sebelumnya, dengan vaksin pertama diberikan kepada seorang perawat.
Mengutip AP News, Ramaphosa sempat mengungkapkan bahwa dirinya takut jarum suntik. "Bolehkah saya memejamkan mata?" katanya sambil bercanda.
"Saya harus katakan bahwa awalnya saya sedikit takut dengan jarum panjang yang akan ditancapkan di lengan saya, tetapi itu terjadi begitu cepat dan mudah," katanya.
Dalam konferensi persnya, Ramaphosa pun mengajak agar 60 juta masyarakat di negara itu untuk percaya pada vaksin COVID-19.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Awalnya akan Gunakan Vaksin Corona AstraZeneca
"Hari ini menandai tonggak sejarah bagi Afrika Selatan. Akhirnya vaksin ada di sini, dan mereka tengah diberikan," kata Ramaphosa. "Saya ingin mengundang masyarakat Afrika Selatan untuk mendapatkan ini sehingga kita semua bisa aman dan sehat."
Fase pertama vaksinasi COVID-19 bagi para tenaga kesehatan di Afrika Selatan akan dimulai sebagai studi observasi. Hal ini mengingat vaksin Johnson & Johnson belum mendapat izin untuk penggunaan secara luas, termasuk di dunia.
Pekan lalu, Menteri Kesehatan Afrika Selatan mengatakan bahwa mereka menghentikan penggunaan vaksin corona AstraZeneca setelah sebuah studi kecil menunjukkan, vaksin tersebut kurang efektif dalam melawan varian virus corona yang paling dominan di negara itu.
Mereka lalu beralih ke vaksin JnJ dan diterima pada Selasa malam dari Belgia, sebanyak 80 ribu dosis.
Pemilihan jenis vaksin tersebut dikarenakan vaksin corona JnJ merupakan yang pertama menunjukkan efektifitas terhadap varian baru virus corona di negara tersebut.
Data awal uji klinis menunjukkan, mereka memiliki efikasi 57 persen melawan gejala sedang dan parah, dari COVID-19 yang disebabkan varian baru.
Meski begitu, panel World Health Organization (WHO) pada pekan lalu tetap merekomendasikan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca, dan telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk itu.
Selain dari JnJ, Afrika Selatan juga telah mengamankan 20 juta dosis vaksin corona Pfizer-BioNTech, yang diperkirakan akan dikirim pada akhir Maret. Negara itu bertujuan mengimunisasi 40 juta warganya di akhir tahun ini, atau 67 persen dari populasi.
Advertisement