Liputan6.com, Jakarta Dalam perjalanan satu tahun COVID-19 di Indonesia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pelajaran terpenting adalah pentingnya pembatasan aktivitas atau mengurangi mobilisasi. Pasalnya, usai liburan panjang, kasus positif di Indonesia jadi melonjak.
“Kita belajar dari cuti Lebaran, setelah cuti atau libur Lebaran, kasusnya meningkat. Kemudian libur panjang Agustus, habis itu kasus meningkat,” kata Doni Monardo dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2021 yang diselenggarakan BNPB pada Selasa (9/3/2021).
Baca Juga
“Kemudian libur lagi akhir Oktober, kasus meningkat sampai akhirnya libur panjang natal dan tahun baru yang membuat kasus aktif kita mencapai 176.000 orang,” lanjutnya.
Advertisement
Angka tersebut adalah puncak kasus aktif sepanjang satu tahun terakhir. Padahal, pada Oktober 2020, jumlah kasus aktif hanya 50.000.
Senada dengan Doni, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono pun menyebut mobilitas masyarakat selama liburan berkontribusi pada penyebaran virus korona.
“Kita sudah mempelajari pertumbuhan kasus ini secara eksponensial meningkat terutama ketika memasuki suatu liburan tertentu yang agak panjang. Jadi peningkatan pergerakan masyarakat akibat liburan tersebut dapat memberikan kontribusi pada penularan,” ungkap Dante.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak juga video berikut
Tidak Memaksakan Melakukan Perjalanan Jauh
Dalam kesempatan yang sama, Doni berpesan agar masyarakat dapat menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan jauh, apalagi sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan.
“Ke depan akan ada beberapa aktivitas libur panjang, mohon kiranya seluruh bangsa Indonesia bisa bersabar untuk tidak memaksakan diri melakukan perjalan jauh,” ujarnya.
Menurut Doni, ujung tombak strategi pengendalian COVID-19 adalah disiplin pelaksanaan protokol kesehatan 3 M dan 3 T juga mengikuti program vaksinasi. Aspek-aspek tersebut harus dilakukan dengan kompak dan konsisten.
Di samping itu, Doni Monardo menilai kebijakan PPKM Mikro yang dijalankan dapat mengurangi jumlah pasien di rumah sakit. Hal ini terlihat dari turunnya okupansi keterisian tempat tidur di rumah sakit dan turunnya angka kematian dokter dan tenaga kesehatan lain.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement