Liputan6.com, Bogor Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo rupanya berutang budi kepada pohon. Ia berhasil selamat dari pecahan roket berkat pohon besar yang dijadikan tempat berlindung.
Peristiwa yang dialami Doni Monardo di atas terjadi pada April 1988. Situasi yang dialami Doni pada waktu itu mengharuskannya mencari tempat perlindungan.
Advertisement
"Pada bulan April tahun 1988, ada suatu peristiwa. Saya bisa selamat dari roket karena saya sembunyi di dalam pohon. Jadi, ada pohon besar, di bawahnya itu ada lubang," cerita Doni melalui sebuah tayangan video dalam acara Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan IPB University di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/3/2021).
"Lalu Saya masuk ke dalam lubang itu. Ketika pecahan roket menerpa bagian atas kepala Saya (yang sedang berada di dalam lubang pohon), lempengan besi cukup banyak. Artinya, kalau Saya tidak masuk ke bagian dalam pohon, mungkin sebagian besar badan Saya sudah terkena potongan roket."
Dari pengalaman hidup selamat dari pohon, Doni merasa berutang budi kepada tanaman tersebut. Ia semakin mencintai pohon, tanaman, alam, dan hutan. Aksi nyata menanam pohon menjadi salah satu program kerjanya setiap saat ditempatkan bertugas di berbagai daerah.
"Saya bisa selamat karena ada pohon besar. Jadi, Saya termasuk (orang) yang harus berutang budi kepada pohon-pohon," ucap Doni Monardo sembari tersenyum.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
50 Persen Hidup Doni Monardo Pernah Berada di Hutan
Akrab dengan hutan bermula dari tempaan yang diterima Doni Monardo saat menjalani hari-hari di Kopassus. Sebagian besar hidup saat di Kopasssus, ia habiskan di hutan. Bertemu berbagai tanaman, air, dan hewan menjadi 'sahabat' setiap hari.
"Saya lebih banyak bertugas di daerah operasi dan sebelumnya pasti berlatih di hutan. 50 persen waktu hidup Saya di Kopassus, hampir pasti Saya habiskan di hutan," tutur Doni, yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
"Sehingga setiap saat Saya pasti ketemu tanaman, ketemu pohon, ketemu mata air, ketemu binatang, dan hewan. Dan itu yang membuat Saya akhirnya merasa, tanpa alam, tanpa hutan, manusia tidak ada apa-apanya."
Menurut Doni, manusia bisa hidup dengan tidak terlepas dari kehadiran lingkungan. Hutan menyediakan sumber daya alam bagi manusia.
"Kita itu bisa bernapas, bisa hidup, bisa mendapatkan semuanya berasal dari kawasan hutan. Sehingga itu yang membuat Saya, mengantar(kan) Saya, setiap Saya ditugaskan di manapun juga hampir pasti selalu memerhatikan masalah lingkungan," imbuhnya.
Advertisement
Doni Monardo Bahagia Pohon yang Ditanamnya Tumbuh Besar
Tayangan video yang menampilkan sosok Doni Monardo merupakan persembahan Insitut Pertanian Bogor (IPB) kepada Sang Letjen TNI. Hal ini dalam rangka Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan Letjen TNI Doni Monardo - IPB University yang berlangsung hari ini, 27 Maret 2021.
Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) yang diterima Doni dalam bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan bertempat di Gedung Grha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat. Salah satu aksi nyata Doni adalah membangun kebun bibit dan menyelamatkan pohon langka.
Di hadapan Rektor IPB University, Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, dan para Guru Besar IPB University, Doni membacakan orasi ilmiah berjudul, Model Tata Kelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Orasi ilmiah pun mendapatkan sambutan hangat tepuk tangan dari seluruh tamu undangan yang hadir.
Ada yang menjadi catatan menarik IPB, sosok Doni termasuk prajurit TNI yang berbeda dari lainnya. Sebuah tayangan video lain menampilkan buah karya Doni menanam pohon. Kini, lokasi yang dulu tempat Doni bertugas, rimbun dengan pepohonan.
Selamat karena pohon, inilah yang membuat sosok Doni Monardo berbeda. Seorang prajurit TNI yang selalu bersemangat diajak bicara tentang pohon. Ia sangat bahagia melihat pohon yang dia tanam tumbuh besar.
Ketika menjadi Komandan Brigade, Danrem, Danpaspamres, Danjen kopassus, dan dua kali Pangdam, programnya tetap sama, yaitu menanam pohon. Kondisi Brigif Para Raider 3 Tri Budi Sakti di Kariango sekarang, dulu kita lihat betapa gersang kawasannya.
Begitu juga Batalyon 731 Kabaresi di Masohi, Seram atau tempat lain, sebelum ditanami pohon oleh Doni Monardo, demikian bunyi tayangan video dari IPB University.
Infografis Cuaca Ekstrem Ancam 17 Wilayah Indonesia
Advertisement