Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti dari DTU Management dan University of Michigan bersama dengan UN Environment menemukan ada lebih dari 100 bahan kimia dalam bahan mainan plastik yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi anak-anak.
"Dari 419 bahan kimia yang ditemukan dalam bahan plastik keras, lunak, dan berbusa yang digunakan pada mainan anak-anak, kami mengidentifikasi 126 zat yang berpotensi membahayakan kesehatan anak-anak termasuk 31 zat plasticizer, 18 bahan tahan api, dan 8 bahan wewangian,” kata Profesor di DTU Management yang merupakan bagian dari tim peneliti Peter Fantke, mengutip dari Science Daily.
Baca Juga
“Berbahaya dalam penelitian kami berarti bahwa untuk bahan kimia ini, perkiraan dosis paparan melebihi Dosis Referensi (RfD) regulasi atau risiko kanker melebihi ambang batas risiko peraturan. Zat ini harus diprioritaskan untuk dihapuskan dalam bahan mainan dan diganti dengan alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan,” tambahnya.
Advertisement
Para peneliti menganalisis data tentang fungsi kimiawi dan jumlah yang ditemukan dalam mainan plastik, dan mengukur keterpaparan anak terkait dan potensi risiko kesehatan. Hasil penelitian mereka dipublikasikan di jurnal Environment International.
Simak Juga Video Berikut
Bahan Kimia Berpotensi Terhirup Oleh Anak
Secara keseluruhan, plastik lunak lebih berisiko menyebabkan paparan bahan kimia berbahaya tertentu. Paparan bahan kimia tersebut rata-rata terjadi lewat paparan inhalasi karena anak-anak berpotensi menghirup bahan kimia yang menyebar keluar dari semua mainan di dalam ruangan.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak di negara-negara Barat rata-rata memiliki sekitar 18 kilogram mainan plastik, yang menyiratkan betapa banyaknya plastik yang dikelilingi anak-anak setiap hari dan tingginya risiko kesehatan mereka.
Bagi orang tua, akan terus sulit untuk menghindari penggunaan mainan plastik yang dapat mengandung bahan kimia berbahaya, sampai regulator memasukkan semua zat, dan mengatasi paparan mainan yang diproduksi di luar Eropa dan diimpor ke pasar Eropa.
Tim peneliti merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi bahan plastik secara umum dan menghindari penggunaan mainan plastik lembut. Memberi ventilasi di kamar anak juga penting untuk membantu menjaga kesehatannya.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement