Liputan6.com, Jakarta - Setiap pelaku perjalanan kembali diingatkan untuk melakukan tes COVID-19 tidak menggunakan GeNose, melainkan dengan rapid antigen atau tes usap polymerase chain reaction (swab test PCR).
Sebab, GeNose tidak memiliki kemampuan mendiagnosis adanya virus Corona penyebab COVID-19, melainkan hanya skrining semata.
Begitu kata Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan MSc SpP (K), saat menyampaikan keterangan pers bersama PDPI pada Rabu, 4 Mei 2021.
Advertisement
"Kalau saat ini untuk perjalanan, pemerintah memberlakukan GeNose, di stasiun-stasiun dan terminal yang merupakan hanya skrining, bukan untuk diagnosis," kata Erlina.
"Jadi, saya kira, GeNose negatif belum tentu bukan COVID-19. Saran saya minimal pemeriksaan rapid antigen," Erlina menambahkan.
Sedangkan untuk pelaku perjalanan yang memerlihatkan gejala, rapid antigen masih dibolehkan karena mungkin keterbatasan biaya. Walaupun sebenarnya, kata Erlina, idealnya adalah swab test PCR.
Lebih lanjut Erlina mengatakan bahwa Indonesia seharusnya bisa mencontoh atau belajar dari negara-negara yang sukses memberlakukan swab test PCR dengan masif.
"Apalagi sekarang mesin PCR kita sudah banyak, rapid antigen juga sudah banyak," kata Erlina.
Oleh sebab itu, bagi masyarakat yang sudah 'curi start' pulang kampung sebelum larangan mudik Lebaran 2021 dari pemerintah diberlakukan, disarankan begitu balik lagi ke kota asal untuk melakukan rapid antigen, bukan GeNose.
"Tetapi kalau bergejala, satu gejala saja, saya anjurkan untuk PCR," ujarnya.