Muhadjir Effendy: Perlu Gerakan Sedekah Oksigen Bantu Pasien COVID-19

Muhadjir Effendy sampaikan perlu adanya gerakan sedekah oksigen dapat membantu pasien COVID-19 yang membutuhkan oksigen.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Jul 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2021, 16:00 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy saat meninjau pabrik oksigen PT Samator di Yogyakarta, Jumat (16/7/2021). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Liputan6.com, Yogyakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy menyampaikan, perlu adanya gerakan sedekah oksigen yang dapat membantu pasien COVID-19. Apalagi kebutuhan oksigen untuk pasien COVID-19 tengah melonjak.

Upaya gerakan sedekah oksigen sebagai bentuk gotong-royong dan semangat saling membantu. Para pelaku penyedia oksigen mulai industri hingga pengecer pun agar tidak memanfaatkan keadaan ketika oksigen sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

"Yang harus kita ingatkan, jangan ada yang memanfaatkan, mengambil untung dengan oksigen ini. Apalagi sampai menumpuk, sengaja jual mahal karena dia tahu banyak yang butuh," tegas Muhadjir saat meninjau pabrik oksigen PT Samator di Yogyakarta baru-baru ini, ditulis Senin (19/7/2021).

"Justru perlu ada gerakan sedekah oksigen untuk dapat saling membantu terutama mereka yang terkena COVID-19 dan sangat membutuhkan oksigen."

Pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen, khususnya bagi pasien COVID-19. Sejumlah pabrik  produsen oksigen diminta bersiap menambah kapasitas produksi jika sewaktu-waktu sangat dibutuhkan.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Jaga agar Tidak Terjadi Kekosongan Oksigen

Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy saat meninjau pabrik oksigen PT Samator di Yogyakarta, Jumat (16/7/2021). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Upaya pemenuhan oksigen medis, Samator, salah satu industri di Yogyakarta yang memproduksi oksigen, telah menaikkan 100 persen dari total kapasitas produksi normalnya, yaitu sejumlah 5 ton perhari.

"Samator ini mensuplai sekitar 85 persen dari total kebutuhan oksigen di DIY. Karena itu memang yang menjadi andalan ya Samator ini. Saya minta siap-siap untuk menaikkan kapasitas, kalau memang sangat dibutuhkan," kata Muhadjir Effendy dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

PT Samator sebagai pemasok 85 persen oksigen di wilayah sekitar Yogyakarta. Menurut pengakuan Direktur PT Samator yang disampaikan Muhadjir, perusahaan Samator masih bisa menaikkan kapasitas produksi oksigen lebih dari 5 ton perhari.

Muhadjir meminta PT Samator dan juga perusahaan penghasil oksigen lainnya agar tidak hanya mengandalkan dari satu pusat produksi saja. Hal itu bertujuan untuk tetap menjaga konsistensi produksi yang dihasilkan sehingga tidak terjadi kekosongan oksigen.

"Saya mohon nanti PT Samator, kalau dari Kendal telat, supaya dengan sigap bisa diisi dari yang lain. Misalnya, dari Surabaya atau yang ada di Jakarta atau di Bekasi. Artinya, jangan hanya mengandalkan dari satu pusat produksi saja," tuturnya.

Selain itu, pesan Muhadjir, antar perusahaan oksigen juga harus saling menjaga hubungan baik. Contohnya, antara PT Samator dengan Air Products atau yang lainnya dapat saling meminjamkan tabung oksigen apabila terjadi kekurangan.

"Untuk kebutuhan oksigen yang sangat mendesak ini, mohon agar diatur baik-baik. Saling pengertianlah karena ini menyangkut hidup mati pasien yang sangat tergantung dengan ketersediaan oksigen," pungkas Menko Muhadjir.

Produksi Oksigen Diharapkan Penuhi Kebutuhan RS

Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy saat meninjau pabrik oksigen PT Samator di Yogyakarta, Jumat (16/7/2021). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Muhadjir Effendy melanjutkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menginstruksikan kepada perusahaan BUMN yang selama ini juga memiliki produksi oksigen untuk keperluan perusahaan, agar dapat dialihkan untuk bidang kesehatan, khususnya penanganan COVID-19.

"Pemerintah juga terus membenahi masalah oksigen ini, mulai dari menaikan kapasitas produksi di instalasi produksi oksigen, termasuk juga impor," lanjutnya.

"Contohnya, ada pabrik-pabrik yang berada di bawah BUMN yang memproduksi oksigen yang selama ini digunakan untuk kepentingan pabriknya dialihkan untuk kebutuhan kesehatan. Ada yang sampai 40 persen (dialihkan)."

Petrokimia Gresik, salah satu perusahaan BUMN akan mengaktifkan kembali instalasi produksi oksigen yang telah nonaktif sejak tahun 2019. Ditaksir, Petrokimia Gresik akan mampu memproduksi oksigen hingga 23 ton per hari.

Muhadjir berharap produksi oksigen Petrokimia bisa memenuhi kebutuhan darurat di rumah sakit, terutama yang ada di sekitar Jawa Timur, seperti Surabaya dan Gresik.

"Sisanya, bisa dialihkan ke daerah lain, termasuk Jawa Tengah, DIY, yang kebetulan jumlah produksinya juga sangat terbatas," pungkas Menko PMK.

Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen

Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya