Studi: Kombinasi Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Ciptakan Kekebalan yang Lebih Tinggi

Kombinasi vaksin AstraZeneca dan Pfizer diketahui menghasilkan antibodi yang besar terhadap COVID-19

oleh Diviya Agatha diperbarui 20 Agu 2021, 13:37 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2021, 13:37 WIB
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Hasil studi Oxford University menyatakan bahwa mengombinasikan vaksin AstraZeneca dengan Pfizer dapat meningkatkan kekebalan tubuh yang lebih tinggi terhadap COVID-19.

"Hasil menunjukkan kombinasi antara vaksin AstraZeneca dan Pfizer yang diberikan empat minggu setelah dosis pertama berhasil meningkatkan kekebalan tubuh," ujar Peneliti Utama, Profesor Matthew Snape, dikutip Pharmaceutical Technology pada Jumat, 20 Agustus 2021.

Studi lanjutan yang dilakukan di Korea Selatan juga menunjukkan hasil serupa. Kombinasi antara vaksin AstraZeneca dan Pfizer dapat meningkatkan antibodi enam kali lebih tinggi daripada dua kali suntikan AstraZeneca.

Seseorang yang mendapatkan kombinasi vaksin AstraZeneca dan Pfizer terbukti memiliki respons sel Limfosit T yang lebih tinggi. Sel T merupakan salah satu jenis sel darah putih yang mampu mengidentifikasi patogen tertentu.

Di antara sel T, terdapat sel T memori yang mampu bertahan dalam tubuh. Ada kemungkinan sel T tersebut bisa bertahan seumur hidup. Sehingga dapat membuat seseorang kebal terhadap infeksi untuk jangka waktu panjang.

Kombinasi Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Belum Berlaku di Indonesia

Meskipun sudah terdapat beberapa penelitian yang membuktikan bahwa kombinasi antara vaksin AstraZeneca dan Pfizer berpotensi munculkan kekebalan lebih tinggi, tapi hal tersebut belum berlaku di Indonesia.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021, pemberian vaksin dosis pertama dan dosis kedua harus dengan jenis vaksin yang sama.

Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan juga masih menyarankan penggunaan vaksin dosis pertama dan kedua dengan jenis yang sama.

 

Arab Saudi Mengombinasikan Dua Vaksin yang Berbeda

Namun, berbeda dengan Arab Saudi yang justru memastikan bahwa menggabungkan dua dosis vaksin Corona yang berbeda aman, asalkan telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Dr Mohamed al-Abdali pada Rabu, 14 Juli 2021, mengatakan, prosedur tersebut telah disetujui WHO di beberapa negara.

"Kami mengonfirmasi keamanan pencampuran vaksin yang disetujui Kerajaan, berdasarkan (masukan dari) penelitian internasional dan komite ilmiah khusus, karena prosedur ini disetujui WHO dan sejumlah negara di dunia," kicau Abdali seperti dikutip dari situs Al Arabiya.

Ada pun empat vaksin yang disetujui penggunaannya di Arab Saudi yaitu Pfizer, AstraZeneca, Johnson and Johnson, dan Moderna.

Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Arab Saudi, Indah Hermansyah Putri mengatakan bahwa dirinya memeroleh dua vaksin yang berbeda saat vaksinasi COVID-19.

"Mix vaksin AstraZeneca dan Pfizer," katanya.

Saat vaksinasi yang pertama, Indah mendapatkan vaksin AstraZeneca. Namun, saat akan vaksinasi kedua, stok vaksin AstraZeneca tidak ada sehingga Indah memilih menggunakan Pfizer.

"Ada Moderna juga," katanya saat berbincang dengan Health Liputan6.com belum lama ini.

Saat ditanya apakah mengombinasikan vaksin Corona merupakan pilihan warga sendiri, Indah, menjawab tidak ada kewajiban.

"Aku ikut kata Raja Salman, lah. Percaya aku sama dia," kata Indah sambil bercanda.

"Riset terbaru juga menyebut mix vaksin malah lebih baik," ujarnya.

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya