Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mempertanyakan kualitas laboratorium tes PCR COVID-19 dari 3 negara asal yang masuk Indonesia melalui pintu kedatangan Jakarta periode 1 Agustus-6 September 2021. Negara yang dimaksud adalah Arab Saudi, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.
Hal tersebut melihat data masih tingginya angka positif COVID-19 para pelaku perjalanan dari sejumlah negara asal kedatangan. Arab Saudi menempati posisi teratas dengan 14,9 persen (702 orang) pelaku perjalanan paling banyak positif COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
"Sesampainya di pintu kedatangan, entry test dilakukan dan paling tinggi (pelaku perjalanan positif COVID-19) dari Arab Saudi, Malaysia, dan Uni Emirat Arab," terang Budi Gunadi saat Rapat Kerja Bersama Komisi IX DPR RI pada Senin, 13 September 2021.
"Jadi, kita enggak tahu juga, apakah hasil lab PCR di sana memang berkualitas atau tidak dari 3 negara ini."
Kemenkes akan berupaya bekerja sama bilateral dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Malaysia, dan Uni Emirat Arab untuk memastikan lab PCR apa saja yang boleh kita terima dan tersertifikasi baik di otoritas lokalnya.
"Tujuannya, memastikan bahwa kualitas dari tes PCR-nya bagus. Hal yang sama juga dilakukan, seperti negara Korea Selatan dan Tiongkok," tegas Budi Gunadi.
"Kalau kita mau datang ke sana hanya beberapa lab di Indonesia yang diperbolehkan untuk bisa melakukan tes PCR. Kita belajar supaya bagaimana menjaga kualitas dan mencegah (pelaku perjalanan) membawa varian-varian baru masuk ke Indonesia."
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Negara-negara Asal Kedatangan Positif COVID-19
Sebagaimana data Kementerian Kesehatan periode 1 Agustus-6 September 2021, berikut ini sejumlah negara asal kedatangan yang paling banyak pelaku perjalanan terdeteksi positif COVID-19 saat dites di pintu masuk kedatangan Jakarta:
- Arab Saudi 14,9 persen (702 orang)
- Malaysia 8,4 persen (582 orang)
- Uni Emirat Arab 4,1 persen (43 orang)
- Korea Selatan 2,1 persen (4 orang)
- Jepang 1,7 persen (6 orang)
- Turki 1,8 persen (5 orang)
- Taiwan 1,2 persen (5 orang)
- Singapura 0,8 persen (3 orang)
- Qatar 0,7 persen (6 orang)
Kemenkes juga mencatat 3,5 persen Warga Negara Indonesia (WNI) dan 0,8 persen Warga Negara Asing (WNA) positif COVID-19 masuk Indonesia meskipun telah membawa hasil negatif dari negara asal keberangkatan. Data ini dihimpun selama periode 28 Desember 2020-10 September 2021.
"Kita lihat betapa pentingnya tes entry dan exit untuk pendataan pendatang dari luar negeri agar memastikan tidak ada varian baru yang masuk," ucap Budi Gunadi Sadikin.
Advertisement
Perketat Pintu Masuk Kedatangan Indonesia
Masih adanya pelaku perjalanan yang positif COVID-19 saat tiba di Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menegaskan, pemeriksaan (testing) untuk pintu-pintu masuk dari darat dan laut, terutama yang menjadi tempat banyak lalu lintas diperketat.
"Contohnya, kalau di darat itu ada pintu masuk kedatangan di Motaain, Kupang, kemudian juga Kalimantan Utara karena banyak masuk dari Malaysia," tegasnya.
"Sedangkan di pintu masuk laut juga harus segera kita perbaiki, terutama Nunukan, Tarakan dan Batam yang banyak masuk di sana. Kita juga nanti akan memonitor pintu masuk dari Dumai dan juga di Cilacap."
Infografis Manfaat Tes Usap Rapid Antigen dan PCR
Advertisement