Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dr Siti Nadia Tarmizi M.Epid mengatakan bahwa khasiat vaksin COVID-19 tergantung pada diri masing-masing penerima.
“Khasiat vaksin pada tubuh tergantung diri kita juga, karena kan vaksin ini sebenarnya pelatih yang diberikan ke tubuh kita untuk melatih sistem imun kita. Jadi, akan sangat tergantung dengan respons imunitas kita,” kata Nadia dalam siaran langsung Instagram @kemenkes_ri, Rabu (22/9/2021).
Advertisement
Baca Juga
Nadia, menambahkan, vaksinasi bukan berarti membuat penerimanya kebal dan takkan tertular COVID-19. Vaksin COVID-19 tetap akan membuat penerimanya tertular jika tidak dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan.
“Kemudian secara uji klinis ada efikasi 60, 65, 90, 95 persen semua itu sama saja tujuannya untuk melawan virus penyebab COVID-19. Jadi tidak perlu pilih-pilih vaksin.,” ujarnya.
Yang Membedakan Hanya Cara Membuat
Masyarakat diimbau untuk tidak pilih-pilih vaksin karena pada prinsipnya semua vaksin COVID-19 sama, yang membedakan hanya cara membuatnya saja, lanjut Nadia.
“Yang membedakan hanya cara membuatnya, ada virus yang dimatikan ada yang diambil dari materi genetiknya, ada yang diambil dari proteinnya. Jadi berbagai macam cara membuat, tapi prinsipnya satu untuk memberi pelatihan pada tubuh agar terhindar dari sakit berat atau kematian," katanya.
Di sisi lain, masyarakat dan bahkan pemerintah belum mengetahui kapan jenis vaksin yang diinginkan dapat tersedia.
“Kalau nunggu-nunggu, pilih-pilih kita malah keburu sakit. Itu tentu risikonya jauh lebih besar. Lebih baik vaksin sekarang dan terlindungi sekarang," ujarnya.
Advertisement
Stok Vaksin
Sejauh ini, stok vaksin yang dimiliki Indonesia menurut Nadia lebih kurang sebanyak 240 juta dosis. Sedang, sasaran vaksinasi ada 208 juta sehingga vaksin yang dibutuhkan adalah 426 juta dosis.
“Enggak perlu takut, yang pasti pemerintah akan menyediakan vaksinasi sesuai dengan dosisnya untuk seluruh sasaran yakni 208 juta. Namun, memang harus bersabar karena 426 juta dosis baru akan kita terima semuanya pada Desember 2021," kata Nadia.
Penyuntikan vaksin pun akan diatur dan diprioritaskan untuk daerah yang paling berisiko terlebih dahulu yakni Jawa-Bali.
“Jawa-Bali itu penyumbang 70 hingga 80 persen kasus positif, tentunya ini yang kita coba untuk selesaikan terlebih dahulu,” Nadia menekankan.
Infografis 3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi COVID-19
Advertisement