Suguhan Teh hingga Buah, Begini Etiket Menjamu Tamu di China

Menjadi tamu atau menjamu tamu di China memiliki etiket tersendiri yang unik, termasuk menyajikan teh hingga kebiasaan menolak makanan.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 21 Mar 2025, 19:40 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 19:40 WIB
Ilustrasi buah apel
Ilustrasi buah apel. Sumber: Pixabay... Selengkapnya

Liputan6.com, Beijing - China memiliki sejumlah etiket unik dalam memperlakukan tamu, yang berakar pada tradisi dan budaya turun-temurun.

Jika Anda merasa canggung saat menjamu tamu asal China atau menjadi tamu di rumah teman di sana, seperti dikutip SCMP, Jumat (21/3/2025), berikut beberapa panduan untuk membantu Anda menavigasi pengalaman ini dengan lancar:

1. Lebih Banyak Anggur, Lebih Sedikit Teh

Dalam budaya China, menyajikan teh dalam cangkir yang hanya terisi sekitar 70 persen, makanan dalam mangkuk 80 persen, dan anggur hingga penuh merupakan bentuk kesopanan.

Tradisi ini berasal dari kebiasaan lama di mana teh disajikan panas. Dengan tidak mengisi cangkir sampai penuh, tuan rumah menunjukkan kepedulian agar tamu tidak menumpahkan atau terkena luka bakar.

Sebaliknya, mangkuk nasi yang tidak penuh mencegah kesan bahwa tamu sedang kelaparan. Sedangkan anggur, yang lebih mahal dari teh, disajikan penuh sebagai simbol keramahan dan penghormatan.

2. Sikap Sopan yang Berlebihan

Dalam tradisi China, ketika makanan atau teh disajikan, tamu biasanya menolak beberapa kali sebelum akhirnya menerima. Sementara itu, tuan rumah akan terus menawarkan dengan gigih.

Meskipun kebiasaan ini masih dijunjung tinggi oleh generasi yang lebih tua, generasi muda di China cenderung lebih santai dan langsung menerima tawaran tanpa basa-basi.

Promosi 1

3. Urutan Tempat Duduk yang Bermakna

Merasakan Nuansa Imlek di Kota Kuno Zhongshan China
Warga lokal Kota Kuno Zhongshan membuat makanan tradisional untuk merayakan Tahun Baru Imlek di Distrik Jiangjin, Chongqing, China, Jumat (17/1/2020). (Xinhua/Liu Chan)... Selengkapnya

Posisi duduk dalam jamuan makan memiliki aturan tersendiri. Tamu kehormatan selalu duduk paling jauh dari pintu, sementara tuan rumah duduk di dekat pintu.

Secara praktis, posisi ini memungkinkan tuan rumah untuk membantu pelayan dalam menyajikan makanan, sementara tamu dapat menikmati hidangan tanpa gangguan. Beberapa restoran di China bahkan menyiapkan tisu ekstra bagi tamu kehormatan sebagai bentuk penghormatan.

4. Hidangan Tak Pernah Cukup

Dalam budaya China, tuan rumah sering kali tidak langsung percaya jika tamu mengatakan bahwa makanan sudah cukup. Jika tamu mengatakan "cukup", tuan rumah justru bisa mengartikannya sebagai isyarat untuk menambah lagi.

Trik sederhana untuk menghindari ini adalah menyisakan sedikit makanan di piring sebagai tanda bahwa Anda benar-benar kenyang.

5. Buah sebagai Simbol Kehormatan

7 Jenis Buah yang Bisa Dikonsumsi Saat Sahur (photo by pexels.com)
Ini jenis buah-buahan apa saja yang bisa dikonsumsi saat sahur. (Foto/Dok: pexels.com/Magda Ehlers)... Selengkapnya

Menyajikan buah kepada tamu adalah tradisi umum di China, begitu pula membawa buah sebagai hadiah. Namun, ada beberapa aturan tak tertulis yang harus diperhatikan.

Misalnya, tamu sebaiknya tidak membawa buah pir karena dalam bahasa Mandarin, kata "pir" terdengar mirip dengan kata "perpisahan" yang memiliki konotasi buruk. Selain itu, buah tidak boleh diberikan dalam jumlah empat, karena angka empat diasosiasikan dengan kematian dalam budaya China.

Tuan rumah juga menunjukkan rasa hormat dengan menyajikan buah seperti anggur atau leci lengkap dengan batangnya, serta memberikan irisan semangka utuh alih-alih potongan kecil, yang melambangkan keberlimpahan dan kesegaran.

6. Pujian yang Berisiko

Dalam banyak budaya, memuji anak-anak tuan rumah adalah hal yang wajar dan dianggap sopan. Namun, di China, respons terhadap pujian sering kali lebih rendah hati.

Alih-alih menerima pujian dengan senang hati, orang tua China cenderung merendahkan anak mereka sebagai bentuk kesopanan. Sayangnya, kebiasaan ini kadang dianggap berlebihan dan berdampak negatif pada kepercayaan diri anak.

Di platform media sosial China, banyak generasi muda yang membagikan pengalaman tidak nyaman saat orang tua mereka merespons pujian dengan nada merendahkan.

Seorang pengguna di RedNote menulis, "Saya tidak mengerti mengapa beberapa orang tua China selalu merendahkan anak mereka saat menerima pujian. Mereka bisa saja menerimanya dengan santai."

Infografis Tradisi Tahun Baru Imlek
Tradisi-tradisi saat perayaan Tahun Baru Imlek (dok.Liputan6.com/Trie Yasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya