Berkaca pada Kasus COVID-19 Singapura, Ini 4 Syarat Pelonggaran yang Baik Menurut Pakar

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan informasi terkait situasi COVID-19 di negara tetangga yakni Singapura dan Australia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Sep 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2021, 15:00 WIB
Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)
Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan informasi terkait situasi COVID-19 di negara tetangga yakni Singapura dan Australia.

Dari kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi di kedua negara tersebut ia membuat rangkuman sebagai berikut:

-Singapura, pada 10 Juli 2021 kasus barunya hanya 6 orang, dengan rata-rata 7 hari 11 orang. Pada 23 September 2021 kasus baru naik menjadi 1.504 orang, ini adalah angka tertinggi negara tersebut sejak awal pandemi.

-Warga Singapura (82 persen) sudah mendapat vaksinasi COVID-19 secara lengkap, dua kali suntikan.

-Kenaikan kasus di Singapura terjadi usai dilakukannya beberapa pelonggaran. Maka dari itu, pemerintah setempat akan mulai mempertimbangkan bagaimana bentuk pelonggaran selanjutnya.

“Pelonggaran memang dapat dilakukan negara manapun jika kasus corona sudah mengalami penurunan, tapi dengan 4 syarat,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/9/2021).

Keempat syarat itu adalah:

-Bertahap.

-Berhati-hati.

-Dipantau ketat dengan tes memadai (termasuk whole genome sequencing untuk mendeteksi varian baru).

-Kalau ada peningkatan maka bentuk pelonggaran perlu ditinjau kembali.

Kasus di Australia

Sedang, beberapa poin yang digarisbawahi Tjandra terkait kasus COVID-19 di Australia adalah:

-Kasus baru 11 Juni 2021 di Australia hanya 3 orang saja, dengan rata-rata 7 hari 11 orang. Pada 11 September 2021 kasus baru naik tinggi menjadi 2.032 orang, lalu turun sedikit menjadi 1.609 orang pada 21 September 2021.

-Pada 22 September 39,5 persen warga Australia sudah divaksinasi lengkap, dua kali suntikan. Angka 39,5 persen sudah nyaris 40 persen, sementara target WHO adalah setiap negara dapat memvaksinasi setidaknya 40 persen penduduknya pada akhir tahun ini, yang sudah akan dicapai Australia dalam beberapa hari ini.

Kasus di India

Selain kedua negara di atas, Tjandra juga sedikit menyinggung tentang kasus COVID-19 di India.

Menurutnya, India sudah mampu menekan kasus barunya, dari yang tertinggi 414.188 pada 6 Mei 2021 menjadi 31.923 orang pada 22 September 2021.

“Namun, walau kasus sudah turun amat tajam, India tetap mempertahankan jumlah tes yang dilakukan.”

Pada 22 September 2021 India melakukan 1.527.443 tes dan karena penduduk Indonesia seperempat India maka target 400.000 tes sehari di Tanah Air layak untuk dicapai, pungkas Tjandra.

 

Infografis Berisiko Penularan COVID-19, Hindari 3 Kondisi Tempat Ini

Infografis Berisiko Penularan Covid-19, Hindari 3 Kondisi Tempat Ini. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Berisiko Penularan Covid-19, Hindari 3 Kondisi Tempat Ini. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya