Dampak Positif dan Negatif Pasang Gigi Gingsul Buatan Menurut Dokter

Dokter gigi Belinda Chandra Hapsari menerangkan dampak positif dan negatif dari pembuatan gigi gingsul.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Nov 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi gigi gingsul
Ilustrasi gigi gingsul Foto oleh Shiny Diamond dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Dokter gigi Belinda Chandra Hapsari menerangkan dampak positif dan negatif dari pembuatan gigi gingsul.

Menurutnya, dampak positif dari gigi gingsul buatan itu relatif. Kebanyakan orang memasang gingsul buatan untuk telihat cantik, keren, dan lebih bagus.

“Tapi itu kan relatif, ada orang yang suka dan ada pula justru yang tidak suka melihat gigi gingsul,” ujar Belinda kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara belum lama ini.

Sedang, dampak negatif dari pemasangan gigi gingsul adalah lebih ke kesehatan gigi dan mulut. Mengingat, pemasangan gigi gingsul dapat melalui proses pengikisan email gigi. Hal lain yang mungkin terjadi yakni gigi gingsul dapat melukai bibir jika pemasangannya tidak tepat.

“Bisa terjadi sariawan yang berulang, bisa juga menimbulkan rasa sakit pada sendi rahang dan yang jelas buang-buang uang sih.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dampak Negatif Lainnya

Dampak negatif lainnya dari pemasangan gigi gingsul bautan adalah proses pembersihan gigi yang cenderung kurang efektif.

“Kalau gigi kita ditambahin atau ditutupi gigi gingsul buatan, itu bisa menyebabkan proses pemberihan gigi atau sikat gigi tuh menjadi kurang efektif.”

Proses pembersihan yang kurang efektif dapat menyebabkan sisa makanan menempel dengan mudah dan akhirnya timbul karies gigi. Karies bisa terjadi di gigi yang ditempeli gingsul buatan atau bisa pula di gigi-gigi sebelahnya.


Teknik Pemasangan Gigi Gingsul Buatan

Belinda juga menjelaskan dua teknik pemasangan gigi gingsul buatan. Ada yang bersifat sementara, ada pula yang permanen.

“Kalau yang bersifat sementara itu bisa menggunakan bahan gigi palsu yang bisa ditempel atau bisa juga dengan teknik pelapisan seperti veneer, jadi membentuk gigi taring yang lebih panjang daripada aslinya,” kata Belinda.

Sedang, pembuatan gigi gingsul permanen bisa dengan menggunakan perawatan kawat gigi. Namun, untuk mendapatkan gingsul permanen memang prosesnya lebih lama dari yang bersifat sementara.

“Kalau secara jujur aman atau tidak, 50:50 karena dalam proses pembuatannya sendiri mungkin memerlukan pengikisan email, nah email ini lapisan gigi yang tidak bisa beregenerasi sehingga sekalinya dikikis ya sudah habis.”

Jadi, lanjutnya, pemasangan gigi gingsul yang sementara pun sebetulnya adalah komitmen seumur hidup. Pasalnya, jika sudah bosan dan memutuskan untuk melepas gigi gingsul buatan maka gigi yang asli akan terasa ngilu.

Rasa ngilu diakibatkan lapisan email yang sudah dikikis sebelumnya, maka pelapisan gigi setelah pelepasan gingsul buatan perlu dilakukan agar gigi tidak ngilu.

 


Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III COVID-19 Saat Libur Nataru

Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya