Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Yanuarso mengungkapkan bahwa IDAI sangat mendukung pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan. Namun, kegiatan tersebut tentunya harus dengan syarat, vaksinasi COVID-19 salah satunya.
Pernyataan tersebut berhubungan dengan vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun yang tengah ramai diperbincangkan. Mengingat kelompok usia ini kebanyakan masih berada di bangku sekolah.
Baca Juga
"Memang tumbuh kembang anak itu juga ada faktor aktivitas fisiknya, ada sosialisasinya. Maka itu IDAI sangat mendukung pembelajaran tatap muka, namun dengan syarat-syarat. Misalnya sudah divaksinasi," ujar Piprim dalam talkshow bersama BNPB Indonesia bertema Vaksin Anak, Sayangi Keluarga ditulis Selasa, (9/11/21).
Advertisement
PTM merupakan salah satu bentuk sosialisasi yang penting untuk anak guna memiliki tumbuh kembang yang baik. Namun disisi lain, ia pun tidak menginginkan anak-anak menjadi korban atau bahkan penular virus SARS-COV-2 itu sendiri.
Hal ini pun selaras dengan apa yang disampaikan oleh seorang tokoh publik yang terkenal dengan pengobatan holistiknya dokter Grace Hananta. Menurutnya, vaksinasi bisa sangat membantu masyarakat di tengah pandemi ini. Mengingat angka kasus aktif positif COVID-19 juga ikut mengalami penurunan usai vaksinasi terus dilakukan.
"Untuk para orangtua yang sudah pastinya lebih memahami kondisi pandemi saat ini, pastikan untuk juga membawa anak-anaknya untuk vaksinasi, karena satu nyawa anak ini sangat berharga. Apalagi kita tahu nanti mau tatap muka," ujar Grace.
"Anak-anak kan memang lebih rentan ya, terus kemudian mereka juga kalau COVID-19 cenderung OTG (orang tanpa gejala). Jadi kalau anak-anaknya sudah divaksin, mereka sehat, juga pastinya kan bisa melindungi keluarga yang mungkin tinggalnya bareng-bareng sama kakek neneknya," tambahnya.
Menurut Grace, dengan adanya vaksinasi COVID-19 untuk anak 6-11 tahun, PTM pun akhirnya menjadi hal yang tentu akan ditunggu-tunggu oleh para orangtua.
Pertimbangan lain yang mengiringi
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa kabar terkait vaksinasi bagi kelompok usia 6-11 tahun tentunya menjadi kabar baik bagi para orangtua.
Namun, sembari menunggu, Nadia pun mengungkapkan bahwa masih ada berbagai persiapan yang harus dilakukan jelang pelaksanaan vaksinasi bagi kelompok usia tersebut. Salah satunya masih harus menyelesaikan vaksinasi pada kelompok usia lainnya yang juga berisiko.
"Kalau kita lihat sudah 60 persen dari 208 juta itu mendapatkan vaksin dosis pertama, dan sebanyak 38 persen mendapatkan dosis kedua. Artinya kalau kita lihat dari jumlahnya yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama sudah 125 juta orang, 79 orang sudah mendapatkan dosis lengkap," ujar Nadia.
"PR kita yang lumayan, lansia yang masih 9 juta atau baru 42 persen, yang harus segera kita vaksinasi. Di sisi lain, kita juga melihat bahwa kondisi penanganan pandemi kita terus membaik, salah satunya kuncinya adalah percepatan vaksinasi pada sasaran 208 juta itu sambil menyiapkan vaksinasi untuk rentang anak yang baru saja kemarin kita ketahui mendapatkan izin penggunaan darurat," tambahnya.
Terlebih, jumlah rentang anak pada usia 6-11 tahun mencapai lebih dari 25 juta anak. Artinya, Indonesia pun masih harus mempersiapkan dosis vaksin tambahan terlebih dahulu.
Advertisement