Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan empat penguatan dalam penanganan tuberkulosis (TBC).
Menurutnya, kasus TBC dunia mengalami perburukan setelah ada pandemi COVID-19. Oleh sebab itu, penguatan-penguatan dalam penanganan TBC perlu dilakukan. Keempat penguatan tersebut adalah catch-up plan, penggunaan teknologi, pelibatan masyarakat, dan penggunaan penelitian terbaru.
Advertisement
Baca Juga
Catch-up Plan
Memersiapkan dan mengimplementasikan catch-up plan yang dapat mencakup pemetaan area dengan laporan kasus TBC sedikit di masa pandemi COVID-19.
“Ini bukan yang laporannya sedikit karena tidak ada pasien tapi karena sibuk menangani COVID-19,” kata Tjandra dalam seminar daring FNM Society, Minggu (14/11/2021).
Maka dari itu, catch-up plan juga meliputi upaya untuk mengintensifkan penemuan kasus termasuk kasus aktif di area atau populasi rentan.
Catch-up plan juga perlu membahas terkait penyediaan dorongan nutrisi bagi pasien TBC dan keluarganya.
Penggunaan Teknologi
Penguatan kedua adalah meningkatkan penggunaan teknologi digital yang meliputi:
- Konsultasi jarak jauh untuk memperbaiki akses ke layanan medis.
- Perawatan virtual pasien TB, memantau dan memastikan kepatuhan pengobatannya.
- Memastikan pasokan obat dan bahan habis pakai yang tidak terputus.
“Jadi pengalaman besar dunia menggunakan teknologi digital di era COVID-19 akan bermanfaat untuk penanganan TB di masa yang akan datang," katanya.
Advertisement
Pelibatan Masyarakat dan Penggunaan Penelitian
Pelibatan Masyarakat
Poin ketiga adalah memperkuat inisiatif yang dipimpin masyarakat. Poin ini termasuk:
- Pembangunan kapasitas (capacity building) untuk komunitas masyarakat.
- Pembentukan jaringan komunitas untuk mendukung pasien TB menemukan gejala serta rujukan yang tepat.
Penggunaan Penelitian Terbaru
Hal keempat adalah penggunaan penelitian terbaru untuk kepentingan pasien. Penguatan ini termasuk:
- Mengintensifkan penggunaan diagnostik molekuler.
- Penggunaan oral regimen.
“Setiap penelitian dan ilmu-ilmu terbaru terkait COVID-19 bisa dipakai untuk penanggulangan berbagai penyakit lain termasuk tuberkulosis," kata dia.
5 Usulan Tjandra
Tjandra juga menyampaikan 5 usulan terkait penanganan tuberkulosis yakni:
- Tuberkulosis menjadi kegiatan lintas program atau sektor dengan dukungan sumber daya.
- Implementasi nyata di lapangan, rencana kerja, monitoring dan evaluasinya.
- Penanganan TB juga meliputi masalah kesehatan terkait seperti HIV, diabetes melitus, rokok, gizi, dan lain-lain.
- Berorientasi ke pasien dan keluarganya.
- TB menjadi target dunia (SDG), target nasional (eliminasi 2030), dan target daerah yakni provinsi dan kabupaten/kota.
Advertisement
Infografis COVID-19 Delta Plus Terdeteksi di Indonesia
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)