[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Antisipasi Situasi NATARU

Dari pengalaman kita dan dunia maka situasi COVID-19 dapat berubah dalam hitungan hari atau Minggu, sehingga keputusan akhir tentu baiknya dilakukan ke lebih dekat dari waktu pelaksanaannya

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 20 Nov 2021, 20:32 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2021, 11:00 WIB
Molnupiravir, Obat Molnupiravir, Obat COVID-19, Corona, Virus Corona, COVID-19
Prof Tjandra Yoga AditamaDirektur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUIMantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

Liputan6.com, Jakarta Sehubungan dengan diberlakukannya PPKM Level 3 pada 24 Desember - 2 Januari, maka ada 5 hal:

1. Sekarang 20 November 2021, jadi masih lebih 1 bulan sebelum 24 Desember.

Dari pengalaman kita dan dunia maka situasi COVID-19 dapat berubah dalam hitungan hari atau Minggu, sehingga keputusan akhir tentu baiknya dilakukan ke lebih dekat dari waktu pelaksanaannya.

2. Kalau disebutkan bahwa dari sekarang diumumkan supaya masyarakat jangan terlanjur beli tiket dll., maka perlu diwaspadai juga kemungkinan tingginya mobilitas pada Kamis 23 Desember (atau sebelumnya). Dan juga sekali lagi, sejauh ini tentu kita belum tahu pasti tentang bagaimana situasi epidemiologik nanti di hari-hari akhir Desember 20213.

COVID-19 sendiri juga masih banyak aspek unpredictibility, termasuk misalnya ada atau tidaknya varian baru, walau memang sampai sekarang belum ada laporan yg jelas ttg varian baru yang amat mengkhawatirkan.

Antisipasi Nataru

4. Yang pasti dapat dilakukan untuk antisipasi Nataru adalah:

- kita tetap melakukan protokol kesehatan 3M dan 5M,

- memeriksakan diri kalau ada kecurigaan sakit (ada gejala misalnya, atau ada kemungkinan kontak, atau sesudah bepergian dari negara yang sedang tinggi kasusnya, dll),

- untuk yang belum divaksinasi agar segera divaksinasi

5. Untuk pemerintah maka ada 5 hal yg perlu dilakukan skrg:

- Mengatur PPKM sesuai level yang ada

- Meningkatkan jumlah test. Sekarang memang terkesan jumlah total seperti sudah memadai, tapi ada Provinsi2 yang tinggi dan cukup banyak Kab/Kota yang belum mencapai target utk test dan trace

- Terus meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing untuk mendeteksi kemungkinan varian baru.

Sampai 18 November 2021, Indonesia sudah memasukkan 8.839 sampel WGS virus SARS CoV2 penyebab COVID-19 ke GISAID yang memang mengkompilasi data dari seluruh dunia.

Singapura sudah memasukkan 9.652 sampel, Filipina 12.742 sampel dan India dengan 78.442 sampel. Yang paling tinggi adalah Amerika Serikat yang pada 18 November 2021 sudah memasukkan 1.608.136 sampel WGS virus COVID-19 ke GISAID, disusul oleh Inggris dengan 1.238.935 sampel.5.4.

Vaksinasi harus terus digalakkan, apalagi karena sekitar 60% penduduk kita (dari angka target, bukan dari total populasi) belum mendapat vaksinasi lengkap dan lansia bahkan sekitar 70% (dari angka target) belum dapat vaksinasi lengkap.

- Mobilitas orang dari luar negeri perlu dikendalikan dengan baik, setidaknya dengan 3 cara:

a. Pengetatatan pemeriksaan di pintu masuk negara, di Kantor Kesehatan Pelabuhan

b. Pemberlakuan masa karantina yang memadai

c. Pemantauan bagi mereka yang sudah selesai karantina, setidaknya sampai 7 atau 14 hari kemudian

 

**Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI, Anggota IAVG-COVAX, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru

Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya