Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini, pandemi COVID-19 masih menjadi masalah kesehatan utama bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Dalam upaya menanganinya, Yayasan Bina Swadaya pun menggagas penyusunan peta jalan untuk sektor kesehatan.
Peta jalan tersebut diharapkan bisa menjadi panduan komprehensif bagi semua pihak untuk percepatan pemulihan pandemi secara inklusif. Tak hanya itu, peta jalan ini juga dapat digunakan untuk mengakselerasi tingkat vaksinasi dan memastikan ketersediaan obat-obatan di pusat pelayanan kesehatan.
Baca Juga
Terlebih, peta jalan pun akan berguna sebagai indikator penanganan pandemi khususnya dalam memitigasi potensi terjadinya lonjakan kasus terkonfirmasi COVID-19 akibat mobilitas masyarakat jelang libur natal dan tahun baru (nataru).
Advertisement
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto, peta jalan ini akan menjadi bahan perhatian pemerintah dalam menetapkan kebijakan.
"Mengubah dari pandemi menjadi endemi tidaklah mudah. Misalnya untuk vaksinasi, ada provinsi yang persentase sudah sangat tinggi, namun ada pula yang masih rendah hanya berkisar 20-30 persen," ujar Agus dalam diskusi Usulan Usulan Masukan Peta Jalan Adaptasi Pengendalian dan Pemulihan Dampak COVID-19 untuk Sektor Kesehatan, Sabtu (20/11/2021).
"Tugas kita adalah mendorong terciptanya sistem kesehatan untuk mengatasi kesenjangan tersebut dengan cepat. Kerja sama semua pihak untuk membangun sistem kesehatan di masing-masing daerah menjadi kunci,” tambahnya.
Empat pilar penanganan COVID-19
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Plt Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu.
Ia mengungkapkan bahwa peta jalan adaptasi pengendalian dan pemulihan dampak COVID-19 bagi sektor kesehatan ini dapat menjadi masukan yang positif untuk para pemangku kepentingan, termasuk Kemenkes.
"Kami ingin peta jalan ini sejalan dengan empat pilar penanganan COVID-19. Pertama, pilar penguatan sistem kesehatan melalui implementasi protokol kesehatan," kata Maxi.
"Kedua, pengaturan mobilitas. Ketiga, scaling up deteksi dan testing, dan keempat penguatan rantai pasokan vaksinasi," tambahnya.
Maxi pu memprediksi cakupan vaksinasi COVID-19 akan mencapai angka 80 persen untuk dosis pertama pada akhir tahun 2021. Mengingat sejauh ini cakupan vaksinasi nasional sudah hampir 63 persen untuk dosis pertama, dan lebih dari 40 persen untuk dosis kedua.
Advertisement