Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, survei antibodi COVID-19 di Indonesia ditargetkan selesai pada Desember 2021. Seroprevalensi survei untuk melihat seberapa besar antibodi COVID-19 masyarakat terbentuk ini menyasar di 34 provinsi.
"Survei antibodi di 34 provinsi dan 1.000 desa sudah dijalankan. Survei ini atas kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Dalam Negeri dengan beberapa perguruan tinggi," ungkap Budi Gunadi saat memberikan keterangan pers Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kantor Presiden, Jakarta pada Senin, 22 November 2021.
"Terutama (perguruan tinggi) yang ada ahli epidemiologinya. Diharapkan Desember ini selesai."
Advertisement
Baca Juga
Ketika survei antibodi selesai, lanjut Budi Gunadi Sadikin, hasil tersebut dapat menjadi bahan analisa dan penentu dalam pengambilan kebijakan terkait penanganan pandemi COVID-19 ke depannya.
"Sehingga kita bisa lihat di minggu ketiga atau minggu keempat Desembar 2021, laporan lengkap dari hasil seroprevalensi seluruh kabupaten/kota di Indonesia, seluruh provinsi Indonesia," katanya.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Rencana Survei Antibodi Tiap 6 Bulan
Untuk pelaksanaan survei antibodi, menurut Budi Gunadi Sadikin, direncanakan setiap enam bulan sekali.
"Rencananya, kita akan lakukan setiap enam bulan, sehingga kita memiliki kontrol dasar pengambilan kebijakan ke depan," ujarnya.
Terkait survei antibodi COVID-19, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama menilai hal itu sangat baik dilakukan di Indonesia. Apalagi mendekati momen libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).
"Akan amat baik kalau kita juga secara berkala dan berskala luar melakukan survei antibodi COVID-19 di negara kita, setidaknya di beberapa kota besar. Hasilnya dianalisa dari waktu ke waktu sehingga dapat dilihat perkembangannya," jelas Tjandra melalui pesan singkat kepada Health Liputan6.com, Senin (22/11/2021).
"Data dari survei antibodi dapat dijadikan salah satu bahan analisa penting untuk menganalisa ada tidaknya gelombang ketiga atau setidaknya ada tidaknya--dan seberapa besar kalau ada peningkatan kasus sesudah libur Nataru bulan depan."Â
Advertisement