Cegah Tuberkulosis dengan Jadi Agen Perubahan di TOSS TBC

Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan PT Johnson & Johnson Indonesia dalam bebrapa tahun terakhir gencar melaksanakan sosialisasi gerakan Ayo TOSS TBC (TemukanTuberkulosis, Obati Sampai Sembuh).

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Des 2021, 18:51 WIB
Diterbitkan 27 Des 2021, 18:51 WIB
Ilustrasi Tuberkulosis
Ilustrasi Tuberkulosis Foto oleh Anna Shvets dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Meski sudah memasuki era 4.0, nyatanya tak sedikit generasi kekinian yang begitu update soal teknologi, tapi masih kurang memahami tentang penyakit Tuberkulosis atau TBC, padahal informasi kesehatan ini tak kalah pentingnya. Penyakit yang mengancam nyawa ini bisa menyerang siapapun tanpa pandang bulu. Inilah mengapa dibutuhkan kesadaran bersama untuk mencegah TBC sejak dini.

Nah, agar mata rantai TBC dapat terputus, jadilah agen perubahan lewat aksi nyatamu dalam kampanye Ayo TOSS TBC (Temukan TBC, Obati Sampai Sembuh). Beragam aksi nyata berikut ini pun perlu mendapatkan dukungan bersama generasi TOSS TBC di era 4.0. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan PT Johnson & Johnson Indonesia gencar mensosialisasikan gerakan Ayo TOSS TBC (TemukanTuberkulosis, Obati Sampai Sembuh). Hal ini dilakukan guna membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat akan penyakit TBC & TBC RO, serta cara pencegahannya. 

Sejalan dengan World Health Organization (WHO), sosialisasi tahun ini mengangkat tema Setiap Detik Berharga, Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis (The Clock is Ticking) untuk menunjukkan bahwa setiap detik waktu yang kita miliki berharga dan perlu dimanfaatkan sebaik – baiknya. Tentunya untuk mendukung program ini, diperlukan peran besar masyarakat k hususnya generasi muda.

 

Lakukan Deteksi Dini dengan Memahami Gejala TBC

Jangan menunggu sakit dulu, baru bertindak. Segeralah melakukan deteksi dini dengan memahami gejala TBC. Umumnya beberapa orang yang tertular TBC tak menyadari jika dirinya telah terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Benar saja, gejala penyakit yang menyerang paru ini tak mudah dikenali, dan infeksinya berlangsung bertahap selama berminggu-minggu.

Lantas, gejala TBC seperti apa yang perlu diwaspadai? Apabila mengalami batuk lebih dari dua minggu disertai dahak, hingga kadang bercampur darah, maka itu bisa ditengarai sebagai gejala khas penyakit TBC. Gejala lainnya berupa demam meriang, berat badan turun drastis, nafsu makan berkurang, sesak napas, berkeringat pada malam hari tanpa melakukan aktivitas, serta mudah lemas dan lelah. Gejala-gejala tersebut kerap dirasakan para pasien TBC.

Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS merupakan salah satu kunci pencegahan penyakit TBC.

Hanya saja, penerapannya perlu dilakukan secara tepat dan benar. PHBS mencakup banyak aspek, mulai rutin berolahraga, konsumsi makanan bergizi seimbang termasuk sayuran dan buah-buahan.

Selain itu, janganlupa untuk rajin mencuci tangan, terutama di masa pandemi saat ini. Cucilah tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

Terapkan juga etika batuk yang tepat, yaitu dengan menutup mulut dengan tisu atau lengan baju, apabila sedang tidak menggunakan masker di rumah, sehingga tak sampai tersebar ke udara dan menular ke orang lain.

PHBS juga mengatur kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal. Pastikan ventilasi udara dan pencahayaan matahari di dalam rumah berfungsi secara optimal. Kendati tampak sepele, hal ini berkontribusi pada kesehatan para penghuni rumah.

Perhatikan Lingkungan Sekitar

Setelah memastikan lingkungan keluarga aman dari gejala penyakit TBC, sekaligus sudah menjalankan PHBS dengan baik, bukan berarti tugas sebagai agen perubahan TOSS TBC selesai. Generasi TOSS TBC 4.0 juga perlu memperhatikan lingkungan sekitar.

Berusahalah untuk menjadi lebih peka dengan mencari tahu kerabat maupun tetangga dekat yang menunjukkan gejala TBC.Yakinkan mereka bahwa penyakit TBC bisa disembuhkan, sehingga tak perlu takut untuk memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat. Tak perlu khawatir soal biaya, karena obat TBC disediakan gratis oleh pemerintah di seluruh puskesmas. Dengan begitu, pasien TBC di sekitar tempat tinggal bisa mendapatkan pengobatan secara cepat dan tepat.

Jika sudah, jangan lupa untuk memberikan edukasi agar selalu menggunakan masker dan minum obat secara teratur dan lengkap sesuai dengan durasi yang dianjurkan. Terus berikan dukungan semangat dan motivasi, agar pasien TBC tersebut bisa sembuh dengan menyelesaikan pengobatan sesuai anjuran dokter sekaligus menerapkan PHBS secara maksimal.

Bukankah akan lebih nyaman jika tempat tinggal dan lingkungan sekitar bebas penyakit TBC?

Bikin Kampanye Sosial Kreatif tentang TBC di Media Sosial

Beres memastikan keluarga dan lingkungan sekitar bebas TBC, sebarkan aksi nyata sebagai generasi TOSS TBC di era 4.0 secara lebih luas di media sosial. Terlebih urusan kreativitas, generasi 4.0 tak perlu diragukan lagi. Manfaatkan hal tersebut untuk membuat kampanye sosial kreatif tentang TBC di berbagai platform media sosial.

Buatlah konten tentang informasi terkait bahaya, risiko,serta pencegahan penyakit TBC. Salah satunya bisa berbentuk video kreatif ala anak muda saat ini, misalnya lewat lagu yang sedang viral, dance challenge yang bisa mengajak tubuh aktif bergerak, hingga narasi yang dikemas apik tanpa menimbulkan rasa takut seputar penyakit TBC di TikTok, Instagram Reels maupun YouTube Shorts.

Dengan menjadi agen perubahan di TOSS TBC, generasi di era 4.0 tak hanya membantu mencegah penularan TBC, namun turut berperan dalam meningkatkan semangat para pasien TBC untuk patuh berobat sehingga menurunkan risiko resistansi/kekebalan tubuh terhadap obat serta menurunkan tingkat kematian akibat TBC.

Tunggu apa lagi, jadilah bagian dari aksi nyata mencegah penyakit Tuberkulosis dari sekarang. Yuk, deteksi dini gejala TBC pada orang-orang di sekitarmu dan ajak untuk berobat sampai sembuh.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya