Siswa SD di Jombang Meninggal Usai Divaksin, Komnas KIPI: Tidak Terkait dengan Vaksinasi

Siswa kelas 6 SD di Jombang meninggal dunia setelah divaksinasi COVID-19 di sekolahnya.

oleh Diviya Agatha diperbarui 31 Des 2021, 09:46 WIB
Diterbitkan 30 Des 2021, 19:42 WIB
Dugaan Efek Samping Fatal dari Vaksin, dr. Reisa Broto Asmoro: Semua Vaksin Dijamin Aman
dr. Reisa Broto Asmoro menegaskan semua vaksin yang masuk ke Indonesia sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EAU) dan memenuhi standar WHO. (Foto:Unsplash.com/Hakan Nural).

Liputan6.com, Jakarta Siswa kelas 6 SDN Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur bernama Muhammad Bayu Setiawan (12) meninggal dunia satu hari setelah divaksinasi COVID-19 di sekolahnya pada Senin, 27 Desember 2021.

Berdasarkan keterangan, Bayu mengalami demam dan muntah pada malam hari usai vaksinasi COVID-19 menggunakan Pfizer. Satu jam setelah dibawa ke puskesmas, Bayu dinyatakan meninggal dunia dan telah dimakamkan keesokan harinya.

Menurut Kapolsek Mojowarno Jombang, AKP Yogas, beberapa hari sebelum disuntik vaksin atau tepatnya pada Minggu 12 Desember kemarin, Bayu melakukan khitan.

"15 hari berikutnya, Bayu mengikuti vaksinasi yang diselenggarakan oleh sekolahnya. SDN Gedangan hanya penyelenggara, yang melaksanakan petugas kesehatan dari Puskesmas Mojowarno,” ujar Yogas dikutip Surabaya Liputan6.com, Kamis (30/12/2021).

Terkait hal tersebut, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari mengungkapkan, KIPI yang ditimbulkan tidak berkaitan dengan vaksinasi yang diberikan.

"Saat ini Komnas berkesimpulan KIPI ini tidak terkait dengan vaksinasi yang diberikan," kata Hinky. 

"KIPI pada siswa berdasar gejala yang disampaikan orangtua tidak sesuai dengan gejala KIPI Pfizer dari uji klinis dan laporan di negara lain," kata Hinky pada Health Liputan6.com sore ini.

"Penyebab kematian sulit ditentukan karena siswa tiba di puskesmas sudah meninggal, sehingga tidak sempat dilakukan pemeriksaan baik fisik maupun pemeriksaan penunjang lainnya," tambahnya.

 

Hal tersebut pun selaras dengan ungkapan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi. Ia mengungkapkan bahwa efek samping yang ditimbulkan dari vaksin sudah diidentifikasi saat uji klinis.

"Kita tahu bahwa kita punya Komda KIPI yang menangani terkait efek samping ini dan tentunya hal-hal seperti efek samping ini sudah dilihat waktu uji klinis," ujar Nadia sore ini dalam konferensi pers Menjaga Pandemi Tetap Landai Pasca Nataru.

Nadia menambahkan, efek samping juga mungkin terjadi. Tetapi manfaat yang diberikan dari vaksinasi COVID-19 juga lebih besar dari efek samping yang biasanya muncul.

 

Izin vaksin Pfizer

 

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan vaksin Pfizer dan AstraZeneca aman digunakan.

"Dua vaksin tersebut sama amannya (dengan Sinovac) dan efikasinya lebih tinggi," kata Budi pada konferensi pers update PPKM pada Senin, 22 November 2021.

Pfizer juga sudah mendapatkan emergency use of authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, dari data uji klinik fase ketiga, efikasi vaksin Pfizer untuk usia 12-15 tahun sebesar 100 persen.

"Dan data uji klinik fase III menunjukan efikasi comirnaty, pada usia 16 tahun ke atas adalah 95,5 persen dan pada usia remaja 12-15 tahun adalah 100 persen," kata Penny dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 15 Juli 2021. 

Infografis

Infografis Anak Indonesia Usia 6-11 Tahun Siap Terima Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Anak Indonesia Usia 6-11 Tahun Siap Terima Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya