Liputan6.com, Jakarta Stok 400.000 Molnupiravir yang sudah tersedia, menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dapat digunakan untuk 100.000 orang. Obat COVID-19 yang diimpor ini pun ditujukan kepada pasien COVID-19 gejala ringan-sedang.
"Obat antivirus yang tersedia Molnupiravir ada 400.000. Satu regimennya (penggunaan) 40 tablet, jadi bisa untuk 100.000 orang," ungkap Budi Gunadi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Selasa, 18 Januari 2022.
Advertisement
Baca Juga
Selain Molnupiravir, Kementerian Kesehatan juga memasok ketersedian antivirus lain, yakni Favipiravir. Stok yang tersedia sekitar 2,5 juta Favipiravir.
"Kalau Favipiravir 80 tablet per orang, jadi bisa dibagi dua. Mungkin hampir bisa buat 200.000 orang. Sebagai catatan, obat-obatan ini hanya diberikan ke kasus COVID-19 ringan-sedang," lanjut Budi Gunadi.
"Kita sekarang kasus ringan-sedang kira-kira per hari masih 400 300-an kasus. Tentunya, kita sudah siap, kalaupun nanti dibutuhkan, kita bisa impor (Molnupiravir dan Favipiravir) lagi dan bisa membuka jalur swasta juga untuk impor langsung, sehingga mengisi apotek-apotek yang ada."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Produksi Molnupiravir Butuh Persetujuan BPOM RI
Pasokan Molnupiravir juga diupayakan diproduksi di dalam negeri. Target sasaran yang diproduksi mulai April 2022 pun membutuhkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
"Kok April baru produksi? Karena ini membutuhkan persetujuan dari BPOM untuk pembuatannya, harus ada masa uji stabilitas. Insya Allah, saya punya target lebih cepat,"
"Kalau Bu Penny (Kepala BPOM) konservatif. Saya bilangnya, April-Mei, sedangkan Bu Penny bilangnya Mei-Juni 2022. Ya, kira-kira kita ketemu di tengah-tengah."
Advertisement