Ada Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, IDI Sarankan untuk Pakai Masker Lagi di Ruang Terbuka

Kehadiran BA.4 dan BA.5 jadi pengingat bahwa prokes harus kembali diketatkan. PB IDI menyarankan untuk kembali disiplin memakai masker saat di ruang terbuka.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 21 Jun 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2022, 17:00 WIB
FOTO: Jumlah Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Melonjak
Para pekerja yang mengenakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (2/2/2022). Sebanyak 5.110 pasien COVID-19 di Indonesia sembuh, membuat total pasien sembuh mencapai 4.148.804 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah mengkaji kembali aturan boleh melepas masker di ruang terbuka. Hal ini lantaran kehadiran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang memliki karakteristik mudah menular sudah masuk RI.

"Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 jadi pengingat masih perlunya memperkuat protokol kesehatan," kata kata Ketua Bidang Penanganan Penyakit Menular PB IDI, Agus Dwi Susanto dalam konferensi pers pada Selasa, 21 Juni 2022 di Kantor Pusat PB IDI Jakarta Pusat mengutip Antara.

"Kami merekomendasikan untuk dikaji kembali jika diperlukan," kata Agus.

Penggunaan masker di tempat terbuka disertai dengan penerapan protokol kesehatan yang lain merupakan bentuk kewaspadaan dalam menghadapi kasus COVID-19 yang tengah naik beberapa hari terakhir ini. Apalagi bila melihat data di berbagai belahan dunia, BA.4 dan BA.5 menyebabkan kenaikan kasus. Sehingga perlu respons cepat untuk mencegah penyebarannya.

“Kami meminta kerja sama semua pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk tetap perlu menjalankan berbagai upaya kewaspadaan strategi pencegahan dan sistem pengendalian penularan yang kuat. Penanganan ini tidak bisa dilakukan oleh tenaga medis saja, namun semua pihak secara bersamaan,” kata Ketua PB IDI Adib Khumaidi di kesempatan yang sama mengutip keterangan pers yang diterima Liputan6.com.

IDI juga meminta masyarakat untuk waspada bukan cuma terhadap COVID-19.Di tengah pandemi ada beberapa penyakit yang hadir mulai dari cacar monyet hingga hepatitis akut.

“Kami juga mengingatkan masyarakat untuk waspada akan penyakit lainnya yang muncul di musim pancaroba ini, seperti demam berdarah dengue, cacar monyet, hepatitis akut, serta sejumlah penyakit lainnya yang berpotensi timbul,” kata Agus.

Memang cacar monyet masih ditemukan di Indonesia namun kita harus tetap meningkatkan kewaspadaan supaya jangan sampai menjadi outbreak atau kejadian Luar Biasa di Tanah Air, tambah Agus.

Bersiap Menuju Endemi, Gencarkan Vaksinasi Booster

Pemerintah Genjot Vaksin Booster Covid-19
Warga menerima suntikkan vaksin COVID-19 booster di Mapolsek Jagarsa, Jakarta Selatan, Jumat (17/06/20222). Pemerintah terus menggenjot target pencapaian vaksinasi COVID-19 untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) dan juga diharapkan dapat mencegah penyebaran kasus COVID-19 akibat subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5. (merdeka.com/Arie Basuki)

PB IDI juga meminta masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasi COVID-19. Termasuk vaksinasi dosis ketiga atau booster bagi yang belum mendapatkannya. Tingginya cakupan vaksinasi merupakan salah satu bentuk kesiapan kita dalam menuju endemi.

"Untuk menuju endemi persiapannya adalah dengan menekan kasus terkonfirmasi positif, salah satunya melalui vaksinasi baik dosis primer dan juga dosis booster," kata Erlina Burhan dari Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI.

IDI pun mengimbau kepada  para pemimpin daerah seperti gubernur dan bupati untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster

Lalu, Erlina juga mengatakan bahwa tracing diusahakan sesuai target 1:12 serta masyarakat harus tetap patuh pada protokol kesehatan menuju endemi COVID-19.

Perlu diingat bahwa endemi bukan berarti COVID-19 tidak ada. Endemi adalah suatu kondisi ketika jumlah penyakit tertentu yang biasanya ada dalam komunitas dan kasus yang terjadi menyebar secara lambat pada sebuah populasi.

IDI Minta Aturan PCR Negatif untuk Pelaku Perjalanan Kembali Diberlakukan

Di tengah kenaikan kasus COVID-19 akibat BA.4 dan BA.5 di tengah masyarakat, IDI juga meminta kembali ada aturan hasil tes PCR negatif untuk pelaku perjalanan.

"Aturan PCR negatif untuk pelaku perjalanan kembali diberlakukan," kata Erlina.

Berikut adalah rekomendasi dari Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI terkait pencegahan Covid dan penyakit menular lainnya:

• Tetap gunakan masker di ruang terbuka dan di ruang tertutup

• Tingkatkan kembali kegiatan tracing and testing COVID-19

• Tingkatkan cakupan vaksinasi termasuk booster

• Mengimbau para pemangku kebijakan seperti gubernur dan bupati untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster

• Cakupan vaksinasi anak juga perlu ditingkatkan terutama menjelang PTM 100 persen di tahun ajaran baru

• Aturan PCR negatif untuk pelaku perjalanan kembali diberlakukan

• Lakukan edukasi masif dan terus menerus tentang upaya pencegahan karena pandemi belum berakhir, mengingat masyarakat sudah jenuh dengan pandemi.

• Tetap patuhi protokol kesehatan

• Jangan lengah walaupun bila nanti kasus menurun

IDI Minta Nakes Waspada Hadapi BA.4 dan BA.5

Berkaca dari kenaikan kasus akibat BA.4 dan BA.5 di negara lain, PB IDI juga sudah mewanti-wanti anggotanya untuk meningkatkan kewaspadaan hadapi COVID-19.

"Tetap waspada bagi teman-teman yang ada di lapangan," pesan Adhib.

Salah satunya kembali mengingatkan kepada dokter dan dokter spesialis untuk mengenakan alat pelindung diri lengkap saat tangani kasus COVID-19.

"Kami menghimbau rekan sejawat dokter dan dokter spesialis tetap menjalankan protokol Kesehatan ketat dan mengenakan APD lengkap saat penanganan kasus Covid,” tegas Bidang Advokasi Tim Mitigasi IDI, dr Eka Mulyana.

Lalu, PB IDI juga meminta para tenaga kesehatan medis untuk segera ke dinas kesehatan bila menemukan gejala sesuai dengan COVID-19 ataupun penyakit menular yang sedang menjadi sorotan.

Data terakhir dari Tim Mitigasi IDI yang wafat hingga bulan Maret 2022 adalah 752 dokter umum dan dokter spesialis akibat COVID-19. Data tersebut tersebar dari 29 propinsi di Indonesia.

Untuk tahun ini, ada 5 dokter meninggal karena Covid sepanjang Januari hingga Maret 2022.

“Setelah bulan Maret 2022, masih belum ada tercatat dokter meninggal karena COVID-19," kata Eka.

 

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya