Liputan6.com, Jakarta - Stres tidak selalu buruk untuk kesehatan tapi juga dapat bermanfaat untuk perkembangan hidup Anda.
Penelitian menunjukkan bahwa stres dapat bekerja secara positif jika terjadi dalam jangka waktu terbatas. Misalnya saja stres karena belajar untuk ujian atau memersiapkan rapat profesional.
Baca Juga
Psikolog Dr. Binda Singh menjelaskan tentang dua jenis stres, yakni eustress yang dianggap sebagai stres positif dan stres lainnya dianggap buruk bagi kesehatan.
Advertisement
Para ilmuwan mengatakan bahwa periode stres yang singkat dapat membuat Anda kuat secara mental dan meningkatkan aktivitas otak.
Berikut beberapa manfaat stres yang dilansir The Health Shots pada Senin, 8 Agustus 2022.
1. Dapat Meningkatkan Kekebalan
Stres dapat melindungi dari infeksi. Stres dalam periode singkat dapat menghasilkan interleukin dalam tubuh yang memerkuat sistem kekebalan dan melindungi Anda dari penyakit.
Sebuah penelitian Stanford pada 2012 menemukan bahwa tikus lab yang terkena tekanan mental rendah menghasilkan berbagai sel kekebalan dalam aliran darah mereka. Namun, stres kronis memiliki efek negatif pada tubuh manusia.
Menurut penelitian National Center for Biotechnology Information (NCBI) 2013, saat seseorang stres sedikit saja, tubuh memproduksi hormon stres yang disebut kortikosteron, yang meningkatkan kapasitas mental dan membuat belajar lebih mudah.
2. Melindungi DNA dan RNA
Penelitian menyatakan bahwa jumlah stres yang terbatas meningkatkan antioksidan dalam tubuh, yang melindungi DNA dan RNA. Tetapi jika stresnya tinggi, efek negatifnya juga dapat berdampak pada sel.
Sebuah studi 2013 dari University of California San Francisco menemukan bahwa stres kronis mendorong hilangnya oksidatif DNA dan RNA kita.
Pada saat yang sama, tingkat stres yang moderat dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya melindunginya dan meningkatkan 'keintiman psikologis'.
Advertisement
3. Meningkatkan Konsentrasi
Eustress baik untuk waktu yang singkat, yang merangsang 'neurotropin'. Bahan kimia ota ini dapat meningkatkan kekuatan otak.
Sehingga membantu meningkatkan konsentrasi serta meningkatkan kreativitas dan produktivitas.
4. Lebih Fleksibel
Menurut sebuah studi di Science of Resilience, belajar menghadapi situasi stres dapat meningkatkan kemampuan mengelola hal-hal dalam situasi yang merugikan.
Paparan berulang terhadap situasi stres memberikan kesempatan untuk mengembangkan rasa kontrol fisik dan psikologis.
Advertisement