Kemenkes Beri Penghargaan untuk Daerah dan Nakes yang Tingkatkan Capaian Vaksinasi Lewat Transformasi Digital

Masing-masing daerah dan nakes penerima penghargaan dinilai mampu melakukan transformasi digital kesehatan melalui pemanfaatan platform pencatatan digital SMILE.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2022, 16:00 WIB
Transformasi Digital
Ilustrasi transformasi digital. Dok: mojix.com

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan UNDP memberikan penghargaan pada beberapa daerah dan tenaga kesehatan atas kerja keras dan komitmen mereka meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 di wilayah masing-masing melalui inovasi kesehatan terkait transformasi digital. Masing-masing daerah dan nakes penerima penghargaan dinilai mampu melakukan transformasi digital kesehatan melalui pemanfaatan platform pencatatan digital SMILE.

Beberapa daerah yang menerima penghargaan diantaranya dinas kesehatan dai Pekanbaru, Tangerang Selatan, Bogor dan DKI Jakarta. Sementara penghargaan bagi nakes ditujukan pada 5 orang asal Papua, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Maluku, dan Kepulauan Riau serta 7 Agent of Change (AoC) yang telah ikut berkontribusi bagi pelaksanaan transformasi digital kesehatan.

“Sebagai rasa terima kasih kami, Kementerian Kesehatan memilih dan memberikan penghargaan serta pengakuan kepada Para Juara Inovasi Kesehatan dari masing-masing daerah berdasarkan kegiatan, integritas, tindakan inspiratif mereka dalam mengimplementasikan inovasi di lapangan,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu dalam sambutannya di kegiatan GAVI Post Transition Engagement Window, pada Senin (8/8) di Auditorium Siwabessy, Kemenkes RI.

SMILE merupakan platform yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan dan UNDP yang memuat data real-time seputar rantai dingin distribusi vaksin yang mencakup jumlah, nomor batch, suhu, tanggal kedaluwarsa vaksin yang diterima dari distributor di setiap tingkatan serta lokasi penyimpanannya mulai dari tingkat provinsi hingga Puskesmas.

Pencatatan ini untuk memastikan stock vaksin pusat dan daerah sama sekaligus sebagai bentuk transparansi terhadap pengelolaan vaksin COVID-19, sehingga penting bagi petugas yang bertanggung jawab atas logistik vaksin untuk melakukan update penerimaan, serta keluar dan masuknya vaksin di fasilitasnya masing-masing, menggunakan telepon genggam. 

 

Dilaporkan Secara Real Time

Lebih lanjut, pencatatan yang dilakukan melalui SMILE akan dilaporkan kembali secara real-time ke Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19, untuk selanjutnya ditampilkan di dashboard vaksinasi dan akan diupdate secara berkala satu hari sekali di jam 18.00 WIB.

Seiring dengan pelaksanaan transformasi sistem digital, kini cakupan platform SMILE diperluas dan diintegrasikan dengan aplikasi pencatatan imunisasi digital yakni Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Dengan demikian, pemanfaatan SMILE tidak hanya mencakup vaksinasi COVID-19, namun juga imunisasi anak.

Manfaatkan SMILE untuk Pelaksanaan BIAN

Oleh karena itu, bertepatan dengan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Tahap II, Maxi meminta Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota bisa memanfaatkan platform SMILE untuk melakukan update secara berkala mengenai ketersediaan stok vaksin didaerahnya.

Dengan demikian, data tersebut bisa dipakai sebagai dasar bagi Pemerintah Pusat untuk menentukan alokasi vaksin ke daerah tersebut. Ini penting mengingat dengan kecepatan dan ketepatan waktu distribusi vaksin ke daerah-daerah akan sangat menentukan target cakupan vaksinasi dan imunisasi nasional.

“Sangat memuaskan melihat kemajuan dan hasil yang mengesankan yang ditunjukkan oleh SMILE, sistem yang kami rintis dalam kemitraan dengan UNDP dengan dukungan dari GAVI. SMILE berhasil diterapkan baik untuk imunisasi rutin maupun vaksinasi COVID-19. Penguatan sistem data imunisasi rutin, upaya perluasan sumber daya dan cakupan menjadi penting untuk meminimalisir terjadinya KLB penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin,” ujar Maxi.

Jangkau Daerah Terpencil

Dikatakan Maxi, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran UNDP dan GAVI yang telah menjadi pendukung untuk peningkatan dan perluasan SMILE untuk Indonesia. Di bawah GAVI Post Transition Engagement ke-12 provinsi dalam imunisasi rutin pada tahun 2021. Dalam waktu kurang dari 4 tahun, SMILE telah ditingkatkan secara nasional menjadi lebih dari 12.000 pusat kesehatan di 34 provinsi.

Pada kesempatan yang sama, perwakilan UNDP Indonesia a.i. Nicholas Booth memuji peran petugas kesehatan dalam menggunakan SMILE untuk melacak pengiriman vaksin yang menjangkau ke seluruh wilayah di Indonesia tak terkecuali Daerah Terluar, Pedalaman dan Kepulauan (DTPK) dengan tetap memastikan kualitas vaksin yang aman dan efektif.

“Aplikasi SMILE memungkinkan kami menjangkau daerah-daerah terpencil di seluruh nusantara, termasuk daerah-daerah di mana konektivitas menjadi tantangan. Ini memungkinkan wanita di bidang perawatan kesehatan dapat meningkatkan keterampilan mereka dan memberikan perawatan kesehatan kritis secara lebih akurat,” kata Booth.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya