Liputan6.com, Jakarta Meski anggaran khusus penanganan pandemi COVID-19 tak lagi dialokasikan pada tahun 2023, program vaksinasi COVID-19 akan terus berjalan. Upaya vaksinasi tetap dilakukan, terlebih Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai saat ini belum mencabut status 'pandemi.'
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, vaksinasi COVID-19 termasuk salah satu upaya dalam pengendalian COVID-19. Vaksinasi memberikan perlindungan terhadap penularan virus Corona di tengah penyebaran varian COVID-19.
Baca Juga
"Perlu kita ketahui, pandemi masih belum berakhir, sehingga vaksinasi adalah salah satu cara yang menjadi kebijakan tetap, baik tahun ini atau tahun depan," tegas Wiku menjawab pertanyaan Health Liputan6.com melalui keterangan tertulis yang dikirimkan pada Jumat, 12 Agustus 2022.
Advertisement
"Pemerintah akan terus melakukan proteksi atau perlindungan dari masyarakat dengan mempertahankan imunitas yang tinggi, salah satunya dengan melakukan vaksinasi."
Upaya vaksinasi COVID-19 yang sedang digencarkan adalah mendongkrak cakupan booster atau dosis 3. Hal ini juga diiringi pemberlakuan vaksin booster untuk syarat memasuki ruang publik. Misal, di perkantoran, pabrik, taman umum, tempat wisata, lokasi seni, budaya, restoran atau rumah makan, kafe, pusat perbelanjaan, mal, pusat perdagangan dan lainnya.
Pemerintah daerah, baik bupati sebagai pelaksana maupun gubernur sebagai pengawas wajib mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan vaksin COVID-19 dosis ketiga. Caranya, meningkatkan sentra vaksinasi maupun edukasi yang mengiringinya.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Ada Alokasi Anggaran COVID-19
Pemerintah tak lagi mengalokasikan anggaran khusus penanganan pandemi COVID-19 tahun 2023. Walau begitu, anggaran kesehatan reguler tetap diproyeksikan naik pada tahun depan.
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menyebut, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023, anggaran kesehatan menjadi Rp168,4 triliun atau naik lebih tinggi dari tahun ini yang sebesar Rp133 triliun.
"Anggaran kesehatan tidak lagi memberikan alokasi khusus untuk pandemi. Namun, anggaran kesehatan yang reguler akan naik dari Rp133 triliun tahun ini, naik ke Rp168,4 triliun," kata Sri Mulyani saat konferensi pers Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta pada Senin, 8 Agustus 2022.
Sri Mulyani menekankan, adanya penambahan anggaran kesehatan reguler tahun 2023 bertujuan memperkuat sistem kesehatan di Indonesia. Apalagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang berfokus mewujudkan transformasi sistem kesehatan.
Ada enam jenis transformasi yang akan dilakukan Kemenkes, yaitu transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan. Transformasi kesehatan ini akan dikejar sampai tahun 2024.
"Ini untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia," tambah Sri Mulyani.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Segera Datangi Sentra Vaksinasi
Khusus kepada masyarakat, Wiku Adisasmito meminta segera datangi sentra vaksinasi terdekat untuk kelengkapan vaksinasi COVID-19 termasuk booster. Cari informasi sentra vaksinasi terdekat dengan memanfaatkan teknologi internet seperti Google Maps.
Masyarakat juga bisa mendatangi fasilitas kesehatan milik pemerintah seperti rumah sakit dan puskesmas maupun pada beberapa rumah sakit swasta maupun fasilitas publik.
"Ke depannya, dinamika penanganan termasuk kebijakan terkait vaksinasi akan menyesuaikan situasi terkini. Dinamika varian yang menyebar secara global dapat meningkatkan peluang perubahan kebijakan. Dimohon seluruh pemangku kepentingan siap dan selalu mengikuti perkembangannya," kata Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Kerja sama menangani pandemi COVID-19 juga perlu kembali dibangun.
"Untuk itu, saya memohon agar kita kembali membangun semangat kolaborasi pentahelix antara akademisi, wiraswata, masyarakat, pemerintah, dan media," tegas Wiku.
"Jangan sampai buah perjuangan kita melawan COVID-19 yaitu terkendalinya kasus hampir selama 3 bulan lalu dapat berubah dalam waktu yang cepat dan kembali tidak terkendali akibat kelalaian kita."
Bangun Antusiasme buat Divaksin
Berdasarkan data yang dihimpun Satgas Penanganan COVID-19, perkembangan vaksinasi booster terjadi kenaikan cakupan selama sebulan terakhir. Namun, jika dihitung rata-rata dalam 3 bulan terakhir bahwa kenaikan cakupannya dapat lebih dioptimalisasi dan dipercepat.
"Hal ini perlu segera diperbaiki, baik dari antusiasme masyarakat maupun pemerintah dan unsur pembantu lainnya sebagai penyedia layanan vaksinasi di tiap daerah," Wiku Adisasmito melanjutkan.
Oleh karena itu, masyarakat yang belum, segera booster atau vaksin dosis ketiga. Saat ini, pandemi COVID-19 belum sepenuhnya terlepas. Selama pandemi berlangsung, virus Corona akan terus bermutasi, dan dinamika pandemi akan terus terjadi.
"Perlu diingat bahwa vaksin dosis tiga secara saintifik dapat mengoptimalkan pencegahan baik tertular, mengalami komplikasi gejala, maupun kematian," ucap Wiku.
Advertisement