Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut terjadi lonjakan kasus gangguan ginjal akut misterius dalam dua bulan terakhir. Akumulasi kasus dari Januari hingga akhir September di Indonesia ada lebih dari 100 anak di Indonesia yang mengalami kondisi gangguan ginjal akut dengan perjalanan penyakit dan perburukan yang cepat.
"Disebut misterius karena sampai saat ini masih di tahap investigasi apa penyebab gangguan ginjal akut yang kasusnya melonjak di dua bulan terakhir ini. Lebih banyak dari yang biasa kita temukan," kata dokter spesialis anak konsultan nefrologi Henny Andriani dalam sesi bincang di IDAI TV ditulis Selasa, 11 Oktober 2022.
Baca Juga
Henny menuturkan bahwa anak memang bisa mengalami gangguan ginjal akut. Biasanya pasien mengeluhkan datang dengan gejala demam dan diare. Ada juga yang mengeluhkan permasalahan di saluran napas seperti pilek dan batul lalu tidak lama jumlah kencing menurun drastis. Disusul dengan tidak keluar air kencing dalam waktu enam jam lalu kondisinya menurun.
Advertisement
Henny mencatat bahwa dalam gangguan ginjal akut yang terjadi akhir-akhir ini, perjalanan penyakit dan perburukan terjadi dengan cepat.
"Yang menarik dari gangguan ginjal akut ini adalah perjalanan penyakit cepat, terjadi gangguan ginjal akut mendadak, kemudikan perburukan cepat. Itu yang membuat kami terutama dokter anak yang bergerak di bidang ginjal melihat hal yang tidak biasanya," tutur Henny.
"Kami menggunakan istilah gangguan ginjal akut progresif atipikal ya untuk kasus ini karena kasusnya cepat dan tidak seperti biasanya," lanjut wanita berkaca mata ini.
Â
Â
Penyebab Kemunculan Gangguan Ginjal Misterius, Terkait COVID-19?
Henny mengungkapkan kemunculan gangguan ginjal akut progresif pada anak yang terjadi beberapa waktu terakhir masih terus dicari tahu.
"Kami masih mempelajari apa penyebab dan seperti apa prosesnya. Lalu, apa hal-hal yang tidak biasa kita temukan pada anak-anak sebelumnya yang alami gagal ginjal akut," tutur Henny.
Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah usia anak yang mengalami gangguan ginjal akut progresif atipikal ini berusia di bawah 6 tahun. Itu berarti anak-anak tersebut belum memiliki kekebalan terhadap COVID-19 lewat vaksinasi.
"Kami melihat anak-anak ini punya bukti terhadap infeksi COVID-19 baik yang saat ini terjadi atau sebelumnya. Lalu, kita berpikir apakah ini berhubungan? Kami belum bisa mengonfirmasi hubungannya tapi kami berpikir ini berkaitan," lanjutnya.
Advertisement
Orangtua Mesti Waspada
Henny berharap para orangtua dan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan primer tahu gejala yang mengarah ke gangguan ginjal akut misterius untuk segera membawa ke dokter.
Pada anak-anak, terutama di bawah enam tahun, yang mengalami, demam, diare, gangguan saluran napas, muntah. Lalu, produksi air kencing menurun padahal asupan cairan cukup perlu waspada.
"Kalau jumlah air kencingnya berkurang (dengan gejala lain sebelumnya di atas) dan frekuensi berkemih berkurang segera periksakan ke dokter atau puskesmas," katanya.
"Kalau dalam enam jam enggak pipis segera periksakan ke rumah sakit," kata Henny.
Dokter anak akan mencari tahu penyebab kondisi yang terjadi pada anak. Belum tentu anak yang tidak bisa pipis selama enam jam itu gangguan ginjal akut misterius ini.
"Dokter akan melakukan upaya dengan mencukupkan cairan pada tubuh serta hal-hal lain. Namun, bila air kencing tidak keluar dalam enam jam hingga 12 jam juga akan berusaha mencari fasilitas yang bisa melakukan terapi lebih advance," katanya.
Langkah Advanced Bila Dibutuhkan
Dokter juga bakal melakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Bila kadar ureum dan kreatinin tinggi sekali, itu saaatnya dokter anak melakukan tindakan yang lebih advanced.Â
Bila dokter sudah memberikan cairan cukup, obat-obatan yang aman untuk ginjal, lalu melakukan koreks elektrolit dan beragam hal lain tapi anak masih belum bisa kencing, kemungkinan dokter akan memberikan obat agar anak bisa kencing.
Terapi lain yang mungkin dibutuhkan adalah terapi cuci darah. "Ada ya cuci darah khusus untuk anak-anak kecil biasanya ada di rumah sakit besar atau rujukan karena butuh alat yang khusus," kata Henny.Â
Â
Â
Advertisement