Cukup Bayar dengan Kompos, Masyarakat Bisa Nikmati Layanan Akupuntur di Puskesmas Bangli Utara

Salah satu contoh FKTP yang mulai melakukan inovasi bagi masyarakat adalah Puskesmas Bangli Utara, Bali. Sadar bahwa FKTP memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi promotif, preventif, dan edukasi, puskesmas ini membuka layanan kesehatan tradisional.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 14 Okt 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 13:00 WIB
Puskesmas Bangli Utara
Puskesmas Bangli Utara

Liputan6.com, Jakarta - Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) perlu berinovasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Mengingat, FKTP adalah fasilitas kesehatan yang paling dekat dan erat dengan kehidupan masyarakat baik di kota maupun di desa.

Salah satu contoh FKTP yang mulai melakukan inovasi bagi masyarakat adalah Puskesmas Bangli Utara, Bali. Sadar bahwa FKTP memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi promotif, preventif, dan edukasi, puskesmas ini membuka layanan kesehatan tradisional.

Pelayanan kesehatan tradisional ini mencakup pemberian jamu untuk masyarakat guna menjaga kesehatan.

Selain pemberian jamu, ada pula pengobatan tradisional komplementer, layanan konsultasi digitalisasi, dan pengobatan dengan menggunakan bahan herbal.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, I Nyoman Arsana, dana pelayanan kesehatan tradisional ini didapat dari dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Menurutnya, dari 26 ribu jiwa peserta JKN di Kabupaten Bangli, 15.030 jiwa diantaranya terdaftar di Puskesmas Bangli Utara. Adapun jumlah besaran dana kapitasi Rp70 hingga Rp80 juta dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

“Jumlah tersebut tidak semua digunakan untuk pengobatan, tapi dimanfaatkan untuk menunjang pengobatan tradisional komplementer, layanan konsultasi digitalisasi, dan pengobatan dengan menggunakan bahan herbal,” katanya saat ditemui di Puskesmas Bangli Utara, Bali, Kamis (13/10/2022).

Nyoman juga menyampaikan, saat ini implementasi program rujuk balik dan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) sudah diterapkan dengan baik di puskesmas tersebut.

“Kami juga sudah bekerja sama dengan desa adat agar kunjungan sehat dan pelayanan kepada masyarakat, khususnya peserta JKN dapat berjalan maksimal. Harapannya ke depan adalah dengan inovasi dan peningkatan pelayanan yang diterapkan bisa menekan angka kesakitan dan kematian khususnya di wilayah Kabupaten Bangli," tambah Nyoman.

Integrasi Layanan Tradisional dan Kesehatan Lingkungan

Puskesmas Bangli Utara Bali jadi Contoh Pelayanan Promprev yang Baik
(Foto:Dok.BPJS Kesehatan)

Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Puskesmas Bangli Utara, I Made Arimbawa mengatakan bahwa Puskesmas Bangli Utara telah mengintegrasikan Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komplementer Kolaborasi Program Kesehatan Lingkungan.

Hal ini ditandai dengan adanya layanan pijat, akupuntur hingga hipnoterapi di Puskesmas Bangli Utara. Untuk mendapatkan pelayanan ini, masyarakat tidak perlu membayar dan hanya perlu membawa dan menukarkan pupuk kompos.

"Masyarakat bisa mendapatkan layanan tersebut secara gratis dengan hanya perlu membawa dan menukarkan pupuk kompos atau olahan sampah organik seperti dedaunan, rumput, ranting pohon, kulit buah dan lain-lain,” kata Made.

Nantinya, masyarakat yang mengakses layanan tersebut akan diberikan Alas Pijak Refleksi dan Ramuan Jahe Merah dengan Madu Klanceng (API SI RAJA RAMA).

Tanggapan Dirut BPJS

Puskesmas Bangli Utara Bali jadi Contoh Pelayanan Promprev yang Baik
Puskesmas Bangli Utara Bali jadi Contoh Pelayanan Promprev yang Baik.

Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Ali Ghufron Mukti yang juga mengunjungi Puskesmas Bangli Utara mengapresiasi inovasi tersebut.

Ia menyambut positif upaya penguatan fungsi promotif dan preventif yang dilakukan Puskesmas Bangli Utara melalui pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer kolaborasi dengan program kesehatan lingkungan.

"Kami memberikan apresiasi penuh kepada Puskesmas Bangli Utara atas upayanya dalam memberikan akses layanan jaminan kesehatan bagi masyarakat,” kata Ghufron dalam kesempatan yang sama.

“Artinya, inovasi yang dihadirkan ini merupakan hal positif yang bisa diterapkan oleh FKTP lainnya demi menunjang kemudahan pelayanan bagi masyarakat," tambahnya.

Selain itu, dirinya juga mengapresiasi atas inovasi ruang konsultasi layanan kesehatan yang sudah diterapkan di Puskesmas Bangli Utara. Dengan ketersediaan fasilitas tersebut, harapannya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh peserta dan tidak menemukan kesulitan saat mengakses pelayanan.

Bisa Dicontoh FKTP Lain

Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi berpendapat, penerapan bahan herbal sebagai pengobatan tradisional merupakan hal bagus dan perlu dicontoh FKTP lainnya.

Ini termasuk salah satu upaya promotif dan preventif. Upaya tersebut merupakan hal positif yang dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah datangnya penyakit.

"Adanya ruang konsultasi juga perlu diapresiasi untuk mengakomodasi pertanyaan dan keluhan dari peserta. Selain itu, adanya ketersediaan wifi di Puskesmas Bangli Utara juga sangat bagus karena idealnya tempat publik dihadirkan juga jaringan internet gratis untuk bisa diakses peserta," tambah Tulus.

Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar juga berpendapat, sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Bangli Utara sangat baik. Menurutnya, dengan adanya informasi terkait alur pelayanan bisa mempermudah peserta dalam mendapatkan layanan.

"Tentu harapannya, peran puskesmas untuk melaksanakan promotif dan preventif terus diperkuat, sehingga angka kunjungan ke Puskesmas bisa lebih berkurang dan bisa hidup lebih sehat," tutup Timboel dalam acara yang sama.

Infografis Iuran BPJS Kesehatan Peserta Mandiri Batal Naik. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Iuran BPJS Kesehatan Peserta Mandiri Batal Naik. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya