WHO Segera Umumkan Pemanis Buatan Aspartam Berpotensi Sebabkan Kanker

WHO akan mengumumkan pemanis buatan aspartam berpotensi karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Jul 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2023, 07:00 WIB
Makanan yang Mengandung Pemanis Buatan
Ilustrasi WHO akan mengumumkan pemanis buatan aspartam berpotensi karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker. Credit: pexels.com/Suzy

Liputan6.com, Geneva Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melalui International Agency for Research on Cancer (IARC) segera merilis pengumuman terbaru berkaitan dengan pemanis buatan aspartam (aspartame) berpotensi karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) pun akan memperbarui penilaian risikonya pada pemanis buatan aspartam, termasuk peninjauan asupan harian yang dapat diterima dan penilaian paparan terhadap makanan.

Hasil dari kedua evaluasi (IARC dan JECFA) tersebut akan dipublikasikan secara bersamaan pada tanggal 14 Juli 2023, tulis laporan IARC yang diperbarui pada 27 Juni 2023.

Digunakan untuk Minuman Rendah Kalori

Aspartam adalah pemanis non nutrisi yang banyak digunakan sejak tahun 1980-an sebagai pemanis di atas meja dalam minuman rendah kalori seperti soda diet, makanan siap saji, dan permen karet.

Kemudian digunakan juga pada pembuatan gelatin, es krim, dan sereal, serta obat-obatan seperti obat batuk, dan produk lain, yakni pasta gigi.

Keamanan aspartam dievaluasi pada minuman rendah kalori dan produk lain mulai tahun 1981 oleh JECFA. JECFA, sebuah program penilaian risiko untuk zat adiktif dan kontaminan dalam makanan, dan asupan harian yang dapat diterima ditetapkan sebesar 40 mg/kg berat badan per hari.

Evaluasi Aspartam Potensi Karsinogenik

Dengan adanya hasil penelitian baru, Advisory Group to Recommend Priorities for the IARC Monographs merekomendasikan agar aspartam dievaluasi dengan prioritas tinggi selama tahun 2020-2024 (untuk identifikasi bahaya kanker).

Aspartam juga direkomendasikan untuk dievaluasi oleh JECFA (untuk penilaian risiko). Kedua evaluasi tersebut saling melengkapi. ARC Monographs Working Group menilai potensi bahaya karsinogenik aspartam pada tanggal 6-13 Juni 2023.

Sementara JECFA melakukan penilaian risiko antara 27 Juni dan 6 Juli 2023, termasuk tinjauan asupan harian yang dapat diterima dan penilaian paparan makanan untuk aspartam.

Evaluasi Tentang Konsumsi Aspartam

Rangkaian evaluasi dan kolaborasi ini erat dilakukan antara IARC Monographsprogramme Secretariat dan WHO/JECFA Secretariat telah memungkinkan dilakukannya evaluasi komprehensif tentang efek kesehatan dari konsumsi aspartam berdasarkan bukti terbaru yang tersedia.

Tujuan dari identifikasi bahaya IARC adalah untuk mengidentifikasi sesuatu yang berpotensi membahayakan manusia, sedangkan tujuan dari penilaian risiko JECFA adalah untuk menilai kemungkinan bahaya yang dapat menimbulkan kerugian.

Inilah sebabnya mengapa penting untuk melihat kedua temuan tersebut secara bersamaan. Hasil yang saling melengkapi ini akan diumumkan bersama oleh IARC dan JECFA pada tanggal 14 Juli 2023.

Studi Ilmiah Soal Aspartam

pemanis buatan
ilustrasi IARC Monographs terdiri dari para ahli internasional independen melakukan evaluasi terhadap aspartam. \Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

IARC Monographs terdiri dari para ahli internasional independen melakukan evaluasi terhadap aspartam. Para ahli independen mengumpulkan dan secara kritis meninjau bukti ilmiah sesuai dengan kriteria yang ketat.

Kriteria ini berfokus pada penentuan kekuatan bukti yang tersedia bahwa zat tersebut yang tersedia bahwa agen menyebabkan kanker, sebagaimana dijelaskan dalam Preamble to the IARC Monographs.

Para ahli meninjau data yang tersedia secara global tentang situasi di mana orang terpapar agen karsinogenik tersebut. Mereka juga secara kritis meninjau tiga jenis data yang berbeda, yakni:

  1. Studi epidemiologi tentang kanker pada manusia yang terpapar agen (bukti ilmiah tentang karsinogenisitas pada manusia)
  2. Studi eksperimental tentang kanker pada hewan laboratorium yang diobati dengan agen (bukti ilmiah ilmiah tentang karsinogenisitas pada hewan percobaan)
  3. Studi tentang apakah agen tersebut memiliki karakteristik utama karsinogen manusia yang diakui (bukti ilmiah tentang mekanisme karsinogen)
Infografis Leukemia (Kanker Darah)
Infografis Leukemia (kanker darah). Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya