Cuma Mengelus Kucing atau Anjing 10 Menit, Ampuh Usir Stres

Manfaat luar biasa didapatkan dengan mengelus kucing atau anjing selama 10 menit. Berinteraksi dengan hewan-hewan ini bisa mengusir stres.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Jan 2024, 16:16 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2023, 06:00 WIB
Arti Mimpi Seputar Kucing Lainnya
Ilustrasi Mengelus Kucing Credit:Freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Pernah tidak Anda merasakan lebih tenang atau bahagia usai mengelus kucing atau anjing? Jika iya, itu bukan perasaan Anda semata.

Memelihara kucing atau anjing serta merawat dengan baik hewan tersebut, bisa jadi kesehatan mental terjaga.

Sains telah membuktikan bahwa mengelus hewan peliharaan bisa menurunkan stres secara signifikan. Tim dari Washington State University (WSU) Amerika Serikat menemukan bahwa ada pengurangan besar dalam hormon stres kortisol hanya dari 10 menit interaksi dengan kucing atau anjing.

Patricia Pendry, profesro Departemen Pembangunan Manusia WSU mengatakan, "Siswa yang terlibat dalam penelitian kami yang berinteraksi dengan kucing dan anjing mengalami penurunan kortisol yang signifikan."

"Hanya 10 menit dapat memberikan dampak yang signifikan," lanjut Patricia seperti mengutip Metro, Minggu (29/7/2023).

Studi yang diterbiktan jurnal AERA Open pada 2019 itu menjadi studi pertama yang menunjukkan penurunan kadar kortisol siswa selama intervensi kehidupan nyata.

294 Mahasiswa Jadi Partisipan

Studi ini melibatkan 249 mahasiswa yang kemudian dibagi dalam empat grup. Pertama adalah kelompok yang berisi orang-orang gemar berinteraksi dengan kucing dan anjing selama 10 menit. Orang di kelompok ini juga boleh bermain sesuka hati bersama hewan-hewan berbulu itu.

Sementara itu, grup kedua berisi mahasiswa yang antre untuk mengelus anjing atau kucing.

Grup ketiga, tidak berinteraksi langsung melaikan menonton tayangan tentang anjing dan kucing.

Sementara itu, grup keempat adalah 'daftar tunggu'. Maksudnya, para mahasiswa menunggu giliran dengan tenang selama 10 menit tanpa ponsel, bahan bacaan, atau rangsangan lainnya, tetapi diberi tahu bahwa mereka akan segera mengalami interaksi dengan hewan.

Kadar Kortisol Paling Rendah

Setelah sesi tersebut berlangsung, peneliti ambil sampel air liur untuk dicek kadar kortisol. Hasilnya, siswa yang berinteraksi langsung dengan anjing atau kucing kadar kortisol atau hormon stres paling rendah.

Patricia mengatakan bahwa saat masuk perkuliahan itu memang penuh stres. Para mahasiswa berkutat dengan tugas, makalah, belum lagi tanggungan lain yang bisa membuat tertekan.

"Dan, apa yang kami ketahui saat ini bahwa mahasiswa senang berinteraksi dengan hewan, dan itu membantu mereka mengalami emosi yang lebih positif," katanya.

Studi Lama, Nonton Tingkah Lucu Kucing Bisa Usir Stres

Studi lama di sekitar 2015 yang dipublikasikan dalam Jurnal Computers in Human Behavior mengungkapkan bahwa mengamati tingkah lucu kucing ternyata meningkatnya energi dan emosi positif. 

Survei ini melibatkan 7 ribu orang yang diminta menonton video kucing kemudian diteliti bagaimana dampaknya pada mood mereka.

36 persen partisipan mendeskripsikan diri sebagai pecinta kucing, 3 persen lainnya menganggap diri mereka pecinta anjing, sementara 60 persen sisanya mengatakan menyukai anjing maupun kucing. 

Berdasarkan survei, peneliti menemukan, partisipan merasakan peningkatan emosi positif seperti "harapan", "bahagia", dan "puas" setelah menonton video atau melihat foto-foto kucing. Mereka juga merasakan berkurangnya emosi negatif, seperti "cemas", "kesal", dan "rasa bersalah" setelah melihat tingkah lucu kucing di foto atau video. 

Penelitian juga menemukan jika seseorang menonton video kucing di kantor atau ketika mereka seharusnya belajar, rasa bersalah yang umumnya hadir karena menunda pekerjaan atau belajar tidak muncul. 

"Beberapa orang menganggap nonton video kucing secara online bukan topik yang cukup serius untuk penelitian akadademis. Tapi faktanya penggunaan internet untuk hal itu sangatlah populer saat ini," kata Jessica Gall Myrick, asisten profesor di The Media School di Indiana University. 

"Kalau kita ingin lebih mengerti efek dari internet terhadap kita sebagai individu dan masyarakat, para peneliti sebaiknya tak mengabaikan kucing-kucing internet lagi," tambah Jessica. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya