Waspada Bakteri Bisa Kebal, Ini Alasan Antibiotik Harus Dihabiskan

Menjawab pertanyaan publik, mengapa obat antibiotik harus dihabiskan?

dr Ainni Putri Sakih
Direview oleh: dr Ainni Putri Sakih

dr Ainni saat ini adalah dokter umum di Rumah Sakit Bakti Timah, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Sep 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2023, 11:00 WIB
[Fimela] Antibiotik
Ilustrasi menjawab pertanyaan publik, mengapa obat antibiotik harus dihabiskan? | unsplash.com/@lunarts

Liputan6.com, Jakarta - Antibiotik adalah obat yang menghancurkan atau memperlambat pertumbuhan bakteri. Dokter biasa meresepkannya untuk mengobati infeksi bakteri. Tujuannya, untuk membunuh bakteri dan mencegahnya berkembang biak.

Antibiotik mencakup berbagai obat kuat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Perlu diketahui juga antibiotik tidak dapat mengobati infeksi virus, seperti pilek, flu, dan batuk.

Melansir Medical News Today pada 8 September 2023, ada berbagai jenis antibiotik yang bekerja dengan cara yang unik. Namun, dua cara kerja utama mereka meliputi:

  • Antibiotik bakterisida (bactericidal antibiotic), misalnya penisilin untuk membunuh bakteri. Obat-obatan ini biasanya akan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri atau isi selnya.
  • Bakteriostatik menghentikan bakteri untuk berkembang biak.

Mungkin diperlukan beberapa jam atau beberapa hari setelah meminum dosis pertama sebelum orang merasa lebih baik atau gejalanya membaik.

Mengapa penting untuk minum antibiotik saat dibutuhkan?

Para ahli menyarankan untuk menggunakan antibiotik hanya jika diperlukan. Hal ini untuk memastikan bahwa bakteri terbunuh dan tidak dapat berkembang biak dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Selain itu, penggunaan antibiotik kadang-kadang dapat dikaitkan dengan efek samping dan resistensi antibiotik.

Kejadian Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik terjadi ketika kuman tidak lagi merespons antibiotik yang dirancang untuk membunuhnya. Resep antibiotik yang tidak tepat meningkatkan kejadian resistensi antibiotik.

Kadang-kadang resep obat yang salah atau dosis yang salah dapat menyebabkan penyalahgunaan antibiotik. Penyalahgunaan juga dapat terjadi ketika orang tidak meminum antibiotik sesuai resep dokter. B

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan orang termasuk menyelesaikan pengobatan dan tidak berbagi obat antibiotik dengan orang lain, bahkan jika mereka memiliki gejala yang sama.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), resistansi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) adalah kondisi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan sehingga memiliki daya tahan atau kekebalan yang tinggi terhadap obat-obatan antimikroba dan/atau antibiotik.

Bila antimikroba dan/atau antibiotik tidak dikonsumsi secara teratur, seseorang berisiko mengalami AMR.

Jika merasa lebih baik, apakah saya tetap harus menghabiskan antibiotik?

Ahli farmasi Melody L. Berg menyebut terkadang Anda mungkin mulai merasa lebih baik setelah minum obat antibiotik hanya beberapa hari. Sangat umum terjadi bahwa Anda akan mengalami gejala yang lebih ringan sebelum infeksi benar-benar hilang dari tubuh Anda.

Bahkan jika Anda tidak merasa sakit, bakteri mungkin masih ada di dalam tubuh, dan Anda dapat mulai merasa sakit lagi jika menghentikan antibiotik lebih awal.

WHO menyarankan, obat antibiotik harus dihabiskan agar efektif melawan infeksi bakteri dalam tubuh. Terlebih, kondisi tubuh atau gejala yang semakin membaik bukan berarti infeksi telah hilang secara keseluruhan.

Antibiotik Mungkin Tidak Mempan Lagi

Gambar Ilustrasi Obat Non-Nikotin
Ilustrasi masalah lain yang dapat terjadi jika Anda menghentikan antibiotik lebih awal dari yang ditentukan adalah resistensi antibiotik. Sumber Freepik

Masalah lain yang dapat terjadi jika Anda menghentikan antibiotik lebih awal dari yang ditentukan adalah resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik berarti bahwa bakteri belajar bagaimana cara mengatasi obat, dan obat tidak lagi bekerja dengan baik untuk mengobati bakteri.

“Ini berarti bahwa jika Anda sakit lagi di masa depan, mengonsumsi antibiotik itu mungkin tidak akan berhasil untuk Anda, dan mungkin tidak akan membantu menjadi lebih baik. Kadang-kadang di rumah sakit, apoteker bekerja sama dengan dokter untuk memilih antibiotik terbaik dan waktu perawatan untuk mencoba mencegah berkembangnya resistensi antibiotik,” jelas Melody L. Berg, dikutip dari situs Drugs.

Bolehkah menyimpan sisa antibiotik yang tidak dikonsumsi?

Penting untuk tidak menyimpan "sisa" antibiotik yang tidak Anda minum, dan jangan menyimpannya untuk penggunaan di masa mendatang.

“Anda harus selalu meminum semua antibiotik sesuai resep. Antibiotik hanya boleh diminum jika diresepkan oleh dokter untuk penyakit tertentu dan tidak boleh diminum tanpa konsultasi dengan dokter atau apoteker Anda, bahkan jika Anda merasa sakit di kemudian hari dan merasa mungkin menderita penyakit yang sama,” terang Melody L. Berg.

Jika Anda memiliki antibiotik lama di rumah, konsultasikan dengan apoteker Anda tentang cara terbaik untuk membuangnya.

Bagaimana Cara Menggunakan Antibiotik?

Orang biasanya mengonsumsi antibiotik melalui mulut. Namun, dokter dapat memberikannya melalui suntikan atau mengoleskannya langsung ke bagian tubuh yang mengalami infeksi.

Sebagian besar antibiotik dapat mulai bekerja dalam beberapa jam. Dokter menyarankan pasien untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan untuk mencegah kembalinya infeksi.

Menghentikan pengobatan sebelum selesai akan meningkatkan risiko bakteri menjadi kebal terhadap pengobatan selanjutnya. Bakteri yang bertahan hidup akan terpapar oleh antibiotik dan akibatnya dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik tersebut.

Seseorang harus menyelesaikan pengobatan antibiotik bahkan setelah mereka melihat adanya perbaikan gejala.

Anda dapat mengikuti beberapa tips berikut untuk menggunakan antibiotik secara efektif, antara lain:

  1. Menghindari alkohol saat menggunakan metronidazol.
  2. Menghindari produk susu saat mengonsumsi tetrasiklin, karena dapat mengganggu penyerapan obat.
  3. Minum obat pada waktu yang sama atau pada waktu yang telah ditentukan dalam sehari. Hal ini tergantung pada berapa kali sehari seseorang perlu minum obat.
Infografis Jangan Bebal, Kamu Tidak Kebal Covid-19
Infografis Jangan Bebal, Kamu Tidak Kebal Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya